Pemerintahan

Pertemuan Kedua Proyek Green Infrastructure Initiative Indonesia-Jerman Sukses Digelar

Jumat, 11 Februari 2022 - 23:55 | 120.57k
Indonesia dan Jerman mengadakan pertemuan kedua Proyek Green Infrastructure Initiative (GII), Kamis (10/2/2022). (foto: Instagram/germanembassyjkt)
Indonesia dan Jerman mengadakan pertemuan kedua Proyek Green Infrastructure Initiative (GII), Kamis (10/2/2022). (foto: Instagram/germanembassyjkt)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Indonesia dan Jerman menggelar pertemuan Komite Pengarah Green Infrastructure Initiative (GII) kedua pada Kamis (10/2/2022), setelah sukses dengan pertemuan pertama pada 2021.

Proyek kerjasama bilateral ini dilatarbelakangi oleh kurangnya infrastruktur perkotaan akibat perkembangan sosial ekonomi Indonesia yang pesat.

Advertisement

Selama dua dekade terakhir, perkembangan sosial ekonomi Indonesia membawa dampak lingkungan yang signifikan. Kurangnya infrastruktur perkotaan mengakibatkan kemacetan lalu lintas meluas dan tekanan berlebihan pada jaringan listrik dan pasokan air.

Proyek Green Infrastructure Initiative b

Selain itu, mayoritas limbah padat yang yang ada di tempat pembuangan sampah tidak diproses lebih lanjut. Semua hal ini mengakibatkan produksi metana dalam jumlah besar dan gas rumah kaca.

Dengan hal ini, pemerintah Indonesia dan Jerman sepakat untuk bekerjasama dalam mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkelanjutan dengan meluncurkan proyek Green Infrastructure Initiative (GII) dalam perundingan bilateral pada 1 Oktober 2019 di Berlin.

Pertemuan kedua proyek GII dibuka oleh Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Pandjaitan, dan Menteri Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman, Svenja Schuzle.

Dilansir dari akun instagram Kedutaan Besar Jerman di Indonesia (@germanembassyjkt), Kamis (10/2/2022), Menteri Schulze menegaskan bahwa masa depan ramah iklim di kota layak huni hanya bisa digapai melalui pengelolaan limbah dan air serta transportasi umum yang baik.

Semua hal tersebut akan disasar oleh Green Infrastructure Initiative. Proyek GII ini bergerak pada tiga sektor, yakni pengelolaan sampah, pengelolaan air dan limbah, serta transportasi umum perkotaan.

Menteri Schulze juga menegaskan bahwa hal tersebut tentu memerlukan investasi yang besar. Untuk itu, ruang lingkup proyek GII perlu diperluas. Dilansir dari laman resmi GII (https://gii.maritim.go.id), GII bekerja sama dengan para pemangku kepentingan menargetkan 6 dari 18 proposal proyek GII bisa masuk dalam tahap pra-kelayakan.

Proyek Green Infrastructure Initiative c

Hal ini dilakukan dengan bekerja sama dengan otoritas perencanaan daerah di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali untuk mengembangkan proposal proyek sesuai standar internasional. Namun kini, DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur juga akan bergabung dalam proyek ini menyusul empat provinsi sebelumnya.

Dilansir dari laman resmi Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (EKONID), proyek GII ini ditugaskan oleh Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ).

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investigasi (Kemenko Marves) dan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mendapatkan mandat untuk mengkoordinasikan dan mempercepat perencanaan dan pelaksanaan proyek infrastruktur prioritas.  

GII menyediakan fasilitas Kerjasama Keuangan (KK) selama lima tahun dengan nilai mencapai EUR 2,5 miliar untuk mendukung proyek infrastruktur yang relevan dengan lingkungan dan/atau iklim melalui pinjaman bersubsidi dan pinjaman promosi yang disalurkan melalui Bank Pembangunan Jerman (KfW).

Dengan keseluruhan tahapan dan upaya yang dijalankan, proyek Green Infrastructure Initiative antara Indonesia dan Jerman ini, diharapkan dapat menciptakan infrastruktur hijau di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES