Anies Baswedan Pamer Resep Sukses Atasi Kemacaten Jakarta di Forum U20

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menjadi keynote speaker dalam rangkaian acara Forum Urban 20 (U20) Jakarta E-Mobililty, membeberkan resep Ibu Kota dalam menekan angka kemacetan selama lima tahun terakhir.
Pada pertemuan tersebut, Gubernur Anies menceritakan, DKI Jakarta pada awal masa kepemimpinannya, tahun 2017 sempat menempati ranking empat kota termacet di dunia, namun berkat kebijakan transformasi transportasi publik, kini sudah berhasil keluar dari daftar 10 kota termacet di dunia.
Advertisement
“Kami tidak suka di dalam 10 besar, kami ingin keluar, maka pada 2020 kami turun ke-31, 2021 kami turun di 46. Bayangkan, dalam waktu 5 tahun kita turun dari posisi keempat kota termacet di dunia, sekarang kita di posisi 46 di dunia,” ucap Gubernur dalam bahasa Ingris, Selasa, 1 Maret 2022.
Kebijakan transformasi yang dimaksud Gubernur Anies adalah integrasi moda transportasi publik, hingga perluasan rute di seluruh wilayah DKI Jakarta. Integrasi ini juga mencakup angkutan masal berbasis rel, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dan Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodetabek.
“Saya beri Anda contoh, TransJakarta adalah BRT rutenya diperluas juga dengan mikrotrans yang terintegrasi dan angkanya berlipat dua. Sekarang sudah ada di 82 persen. Operasi ini juga dilakukan dengan MRT dan LRT, jadi integrasi sudah mulai berjalan,” ungkap Gubernur Anies.
Tak hanya itu, langkah ini juga diiringi perubahan rutinitas warga Ibu Kota. Khususnya, dalam mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan.
“Ini bukan hanya karena pekerjaan kami di pemerintahan, tapi juga karena adanya keinginan para warga untuk mengubah rutinitas harian ke dalam pendekatan lebih sustainable,” tutur dia.
Di sisi lain, Gubernur Anies juga menyampaikan tiga komitmen menjadikan mobilitas Jakarta bebas emisi atau net zero emmision. Salah satunya mengubah armada bus Transjakarta bertenaga listrik. “Kami ingin lebih mempercepat upaya kami untuk clean mobility Jakarta. Kami juga janji perbesar armada Jakarta dan ubah jadi mobil listrik,” ungkapnya.
“BRT merupakan janji kami untuk buat jalanan bersih untuk tiga hal. Pertama, menerapkan 100 bus listirik di rute yang sudah ada. Kedua, mengganti setengah armada menjadi elektrik dan selesai 2025. Setelah itu kami komitmen pastikan bahwa sebagian besar area Jakarta bebas emisi pada 2030,” Gubernur Anies menambahkan.
Menurut Gubernur Anies, tiga komitmen yang dijanjikan dan rencana transisi ke bus listrik tertuang dalam perencanaan pembangunan rendah karbon. Hal itu sejalan dengan upaya Pemerintah Pusat guna mempercepat penyebaran baterai kendaraan listrik di tingkat provinsi.
“Kami ingin melakukan ini sebagai dukungan kami kepada pemerintah pusat dalam mempercepat peningkatan kendaraan listrik di provinsi level dan kami sudah siapkan insentif fiskal bagi kendaraan listrik dengan beri mereka nol persen untuk kendaraan roda dua dan empat. Jadi kendaraan listrik apapun tidak dikenakan pajak transport,” tegas Gubernur Anies.
Tingkat Kemacetan Jakarta Turun Sejak 5 Tahun Terakhir
Tingkat kemacetan di DKI Jakarta telah mengalami penurunan signifikan selama lima tahun terakhir atau sejak Gubernur Anies memimpin Ibu Kota merujuk data TomTom Traffic Index tahun 2021.
Mengutip hasil survei yang dikeluarkan oleh perusahaan spesialis teknologi lokasi tersebut, tingkat kemacetan DKI Jakarta pada tahun 2021 hanya 34 persen dan menduduki peringkat 46 dari total 404 kota dunia.
Dalam surveinya, ToTom Traffic menjelaskan, kondisi lalu lintas DKI Jakarta turun dalam kurun lima tahun terakhir. Pada 2017, tingkat kemacetan mencapai angka 61 persen yang menyebabkan DKI Jakarta masuk peringkat empat besar kota termacet di dunia.
Kemudian, peringkat kemacetan DKI Jakarta turun menjadi urutan ketujuh di tahun 2018. Saat itu, persentase kemacetan Ibu Kota tercatat sebesar 53 persen. Pada 2019, TomTom Traffic Index mencatat kemacetan masih sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 53 persen. Namun, saat itu peringkat kemacetan turun ke urutan 10 kota termacet di dunia.
Sebagaimana disampaikan Gubernur Anies Baswedan, DKI Jakarta akhirnya keluar dari daftar 10 kota termacet di dunia pada tahun 2020 dengan tingkat kemacetan hanya 36 persen dan berada di urutan 31 daftar kota besar termacet di dunia. Dan pada tahun 2021, Ibu Kota berhasil menurunkan 15 peringkat menjadi urutan ke-46 dengan tingkat kemacetan hanya 34 persen.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |