Pemerintahan

Masuk 5 Besar Survei Kepercayaan Publik, Komisi III DPR RI Apresiasi Kinerja Kapolri

Selasa, 15 November 2022 - 22:59 | 30.95k
Anggota Komisi III DPR RI Cucun A Syamsurijal saat Serah Terima Pekerjaan Program Tata Guna Air Irigasi, di Kec Solokanjeruk, Kab Bandung, Selasa. (Foto: Iwa/TIMES Indonesia)
Anggota Komisi III DPR RI Cucun A Syamsurijal saat Serah Terima Pekerjaan Program Tata Guna Air Irigasi, di Kec Solokanjeruk, Kab Bandung, Selasa. (Foto: Iwa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Anggota Komisi III DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menyatakan apresiasinya kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang bisa menunjukan keberhasilan kinerja jajarannya dan naiknya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

Menurut Cucun, dari hasil survei tingkat kepuasan kinerja dan tingkat kepercayaan publik terhadap Kapolri masuk ke peringkat lima besar.  

“Jadi Pak Kapolri sekarang sudah konsisten melakukan perbaikan di tubuh Polri. Polri pun sudah masuk lima besar sebagai institusi negara yang dipercaya publik,” kata Cucun kepada wartawan di Kabupaten Bandung, Selasa (15/11/2022).

Untuk itu Cucun mengimbau agar masyarakat tetap mempercayakan kasus-kasus yang ditangani Polri.

“Jangan sampai karena ada kejadian satu kali dua kali di institusi Polri itu semua jadinya dibikin bahwa ini tingkat kepercayaan publik menurun,” tukasnya.

Ketua Fraksi PKB DPR RI ini menambahkan,  langkah-langkah yang dilakukan Kapolri sudah baik.

sigit.jpg

“Jadi, Pak Kapolri ini punya will bagaimana menata aparat kepolisian ini. Contoh, kalau dulu ada kejadian di institusi Polri mungkin tidak terekspos, tapi sekarang malah terekspos,” jelas Cucun.

DPR RI sendiri, khususnya Komisi III, tetap akan mengawasi kinerja Polri di tengah meningkatnya kepercayaan maupun tingkat kepuasaan kinerja Polri menunjukan peningkatan signifikan.

“Kami memberikan apresiasi atas naiknya tingkat kepercayaan maupun kepuasaan publik terhadap kinerja jajaran Polri. Bagi kami ini merupakan capaian yang luar biasa,” kata Cucun.

Cucun menjelaskan, tingkat kepuasaan maupun tingkat kepercayaan publik terhadap Polri, merupakan elemen penting bagi penegakan hukum di tanah air. Menurutnya semakin tinggi kepuasaan dan kepercayaan publik terhadap kinerja Polri, maka semakin tinggi pula rasa aman dan tingkat kepercayaan masyarakat.

“Rasa aman ini penting sehingga publik bisa melakukan aktivitas mereka tanpa rasa was-was atas keselamatan mereka. Di level negara rasa aman ini berkontribusi penting bagi tercapainya target-target pembangunan nasional,” kata Cucun.

Ia berharap tren kenaikan kepuasaan dan kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga. Jajaran Polri harus tetap meningkatkan inovasi layanan maupun penegakan hukum, sehingga masyarakat yakin untuk mendapatkan pengayoman dalam kehidupan mereka sehari-hari.

“Tren ini harus dijaga salah satunya dengan terus meningkatkan inovasi layanan yang saat ini digenjot oleh Kapolri Jenderal Sigit,” tandasnya.

Cucun juga menyebut saat ini banyak inovasi Polri yang diapresiasi oleh masyarakat. Salah satunya terobosan tilang elektronik yang membuat publik yakin jika penegakan hukum dalam berlalu lintas dilakukan secara transparan dan tidak tebang pilih.

Selain itu terobosan lain yang juga banyak diapresiasi adalah pemberantasan dan penanganan terorisme yang dinilai banyak pihak sangat humanis.

Sebelumnya, lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan bahwa masyarakat lebih percaya kinerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dibandingkan kinerja Polri.

"Masyarakat yang percaya terhadap polisi berada di angka 59,1 persen. Tingkat kepercayaan terhadap kinerja Kapolri berada pada angka 65 persen," kata peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam keterangannya, Rabu (19/10/2022).

Dengan demikian, kata Ardian, jarak kepercayaan terhadap Kapolri dibandingkan institusinya berjumlah 6 persen. Menurut LSI Denny JA, tingginya publik yang percaya karena publik melihat kesungguhan Kapolri membersihkan kembali kinerja kepolisian.

Ardian mencontohkan salah satu penyebab turunnya citra Polri yaitu tragedi Kanjuruhan. "Jatuhnya korban meninggal dalam tragedi bola itu sangatlah banyak, 132 nyawa melayang. Polisi disalahkan karena penggunaan gas air mata, yang kedaluwarsa pula," ungkapnya.

Kendati demikian, publik masih menaruh harapan kepada Kapolri dan Polri untuk memperbaiki kinerjanya. Terbukti, dari survei ini menunjukkan sebanyak 85 persen masyarakat berharap polisi dapat meningkatkan kembali kepercayaan publik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES