Pemerintahan

Percepat Pemulihan, Sri Sultan Segera Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana

Jumat, 02 Desember 2022 - 20:56 | 22.29k
Gubernur DIY Sri Sultan HB X. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Gubernur DIY Sri Sultan HB X. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Seiring dengan banyak bencana hodrometerologi yang terjadi akhir-akhir ini dan menerima masukan dari berbagai pihak terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Gubernur DIY Sri Sultan HB X akhirnya siap menetapkan DIY berstatus siaga darurat.

Dengan status tersebut Sultan berharap penanganan rehabilitasi bencana dapat berlangsung cepat. “Iya  segera akan ditetapkan status siaga darurat karena musim. Saya kira kalau musim hujan begini kalau mengeluarkan surat darurat supaya memudahkan untuk mengeluarkan pembiayaan untuk rehabilitasi. Kalau enggak nanti prosedurnya lama, harus pengajuan, kalau darurat kita bisa ambil inisiatif,” jelasnya, disela-sela penyerahan bantuan untuk korban gempa Cianjur di Kantor BPBD DIY, Jumat (2/12/2022).

Sri Sultan mengatakan DIY sudah terbiasa menetapkan status siaga darurat terutama saat musim hujan atau ciaca ekstrem, mengingat wilayah DIY termasuk rawan bencana. Melalui penetapan status tersebut memudahkan pemerintah dalam mempercepat melakukan penanganan terutama ketika membutuhkan logistik.

“Karena memberikan kemudahan bagi Pemda untuk cepat membantu. Sehingga prosedur dana sebagainya memang harus dilalui tetapi tidak senjlimet kalau sudah ditetapkan status siaga darurat, terutama sekadar untuk rehabilitasi,” tuturnya.

Sultan memberikan sejumlah alasan terkait dengan perlunya DIY ditetapkan status siaga darurat bencana. Di antaranya kondisi cuaca ekstrem atau hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan terjadi sampai Januari hingga Februari 2023 mendatang.

Dengan masih ada rentang waktu lama terjadinya musim hujan dengan intensitas tinggi tersebut dikhawatirkan menimbulkan dampak terhadap bencana hidrometerologi di wilayah DIY.

Oleh karena itu DIY akan segera menetapkan status siaga darurat untuk mengantisipasi kemungkinan adanya bencana akibat cuaca ekstrem. Melalui status tersebut sehingga Pemda DIY dapat menggunakan anggaran biaya tak terduga (BTT) untuk penanganan bencana.

"Kami ingin ikut partisipasi meringankan beban kabupaten kota dalam melakukan penanganan, walaupun sebetulnya mereka punya dana tak terduga," ujarnya.

Sebelumnya, BPBD DIY mengusulkan kepada Gubernur DIY untuk menetapkan status siaga darurat seiring bermunculan bencana.

Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengungkap berdasarkan rekomendasi BMKG curah hujan dengan intensitas yang tinggi dan cuaca ekstrem akan terjadi antara Januari hingga Februari 2023 mendatang.

“Potensi bencana hidrometeorologi akan lebih banyak selama dua bulan ke depan. Semua pihak, dari kabupaten kota sampai pada level kampung harus melihat potensi ancaman bencana sehingga dapat dilakukan antisipasi," jelasnya.

Dengan status Siaga tersebut berarti DIY meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Dengan status itu pula, jika ada peristiwa bencana dan membutuhkan respons cepat sehingga dapat menggunakan anggaran biaya tak terduga (BTT) di APBD DIY.

Birawa mengaku pengajuan penetapan status tersebut dengan mempertimbangkan telaah situasi dan kondisi bencana yang terjadi di DIY. Selain itu menjadikan prakiraan dari BMKG sebagai rujukan bahwa menurut prediksi bakal terjadi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana.

“Termasuk peristiwa bencana yang terjadi beberapa kali di kabupaten dan kota, ini menjadi alasan kami mengajukan penetapan status siaga darurat. Surat sudah kami sampaikan dan menunggu penetapan dari Bapak Gubernur," tuturnya.

Dari sisi jangka panjang Pemda DIY berusaha meningkatkan kapasitas masyarakat dengan membentuk Kalurahan Tangguh Bencana dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dengan melibatkan banyak sekolah. Selain itu bekerja sama dengan perguruan tinggi memberikan pembekalan mitigasi kepada mahasiswa yang sedang menempuh KKN atau terjun ke lapangan.

Dalam berbagai kesempatan pertemuan BPBD DIY selalu menyampaikan harus ada kesiapsiagaan kepada masyarakat, selain itu imbauan juga dilakukan melalui media sosial dan lainnya.

“Berbagai media atau forum yang bisa kami pakai untuk sosialisasi mitigasi bencana itu tetap kami lakukan, berlangsung terus menerus, tidak hanya saat ini tetapi tahun depan dan selanjutnya," ujarnya.

Biwara mengatakan bencana banjir beberapa kali terjadi jadi di sejumlah di Gunungkidul dan bantul. Hal ini disebabkan karena curah hujan yang tinggi, selain itu kemungkinan adanya problem resapan di sungai bawah tanah. Sehingga pada cekungan tertentu air tidak terserap. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES