Beralih ke Pupuk Organik dalam Genta Organik Menuju Masa Depan Berkelanjutan

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak petani beralih ke pupuk organik atau hayati dan tidak hanya bergantung pada penggunaan pupuk kimia.
Mentan berharap melalui Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) kebutuhan pangan tetap terjaga dan berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa negara, sumber pendapatan utama rumah tangga petani dan penyedia lapangan kerja.
Advertisement
Genta Organik bukan berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang", tegasnya.
Mengikuti arahan Mentan SYL, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Program Genta Organik memaksimalkan pestisida nabati, pembenah tanah, pupuk organik sesuai permintaan tanaman dengan pemupukan berimbang.
“Kalau kita tidak bijak dalam pemanfaatan pupuk kimia, agro kimia, pestisida maka tanah dan air kita akan menangis. Cara bijak yang dilakukan dapat melalui genta organik yang dapat menyelamatkan bumi”, ujar Dedi.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian serta menjaga kualitas dan keberlanjutan lingkungan Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) mendampingi kegiatan Farm Field Day (FFD) Sekolah Lapang (SL) Genta organik di Desa Mojorejo Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo, Selasa (27/6/2023).
Dihadiri oleh Direktur Polbangtan Malang yang diwakili oleh Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) Suhirmanto, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko beserta jajarannya, Dyah Sulistyowati Koordinator penyuluh pertanian Provinsi Jatim, Perwakilan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Maksun Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, Forkopimca Jetis, Kades SE Kecamatan Jetis dan segenap undangan yang hadir.
Seperti diketahui bahwa Kabupaten Ponorogo telah mengadopsi pendekatan pertanian organik. Sekolah Lapang Tematik Genta Organik menjadi salah satu inisiatif yang berhasil mengembangkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat seputar pertanian organik.
Dalam sambutannya Sugiri Sancoko mengatakan, dirinya selaku Bupati Ponorogo sangat apresiasi dan bangga dengan rakyatnya yang sebagian besar sebagai petani yang kreatif dan peduli dengan kondisi lahan pertanian yang ada di wilayahnya.
Sugiri Sancoko mengungkapkan kebanggaannya terhadap hasil panen padi yang melimpah di Kabupaten Ponorogo. "Panen padi yang melimpah ini menjadi bukti bahwa Kabupaten Ponorogo memiliki potensi pertanian yang besar. Kami berkomitmen untuk terus mendukung dan memajukan pertanian organik guna mencapai kesejahteraan petani serta kelestarian lingkungan," ujar Sugiri menegaskan.
Menurutnya, hal tersebut selain memenuhi ketersediaan pangan di Kabupaten Ponorogo, juga merupakan produk pertanian pangan yang aman,” artinya aman untuk kesehatan pangan dan untuk lingkungan”. Tentunya dapat menjaga kerusakan lingkungan dan ikut serta melaksanakan program gerakan pertanian organik tahun 2023,” ujarnya.
Sementara itu Maksun selaku Kepala Dinas Pertanian Kab. Ponorogo menyampaikan dalam laporannya, ada dua kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah gerakan pangan murah. Di hampir 500 kabupaten kota se Indonesia secara serentak dan yang telah terlaksana mengadakan gerakan pangan murah, yang dimaksud sebagai bagian untuk pengendalian inflasi melalui gerakan stabilisasi pasokan dan harga.
”Untuk produk pangan yang di support oleh Bulog dan Id food harganya lebih murah dibanding dengan harga di pasaran,” katanya.
Menurut Maksun, FFD (hari berladang atau hari turun ke sawah) kali ini merupakan kegiatan yang kedua dilaksanakan.
“Disebut berladang karena kita saatnya memanen padi kegiatan SL Tematik, sekolah lapangan tematik genta organik (gerakan pertanian organik),” jelasnya.
Dikatakannya, ada 10 kelompok tani yang menjadi sasaran kegiatan genta organik 2023. Masing-masing menerima pelatihan pembuatan pupuk organik cair dan pupuk organik padat. Pembuatan pupuk hayati berbahan MOL. Pembuatan pestisida alam. Pembuatan pembenah tanah biokar atau arang sekam dan hasilnya diterapkan di ladang masing-masing perkelompok, dengan jatah minimal setengah hektar. "Sehingga 10 kelompok ada 5 hektar yang kemudian dipanen pada saat ini.rata-rata 1 hektar menghasilkan 7,4 ton gabah kering,” jelasnya.
"Kegiatan genta organik di kabupaten Ponorogo tersebut merupakan kegiatan penciptaan atau penumbuhan kelompok mandiri pupuk organik yang sudah diterapkan sejak tahun 2021 sampai saat ini,” papar Maksun.
Sementara itu Koordinator Penyuluh Propinsi Diyah Setyowati sangat bangga dan berterima kasih atas kolaborasi ini sesuai dengan yang diharapkan.
“FAO mengatakan, akan terjadi krisis pangan, tapi kalau melihat seperti di Ponorogo kali ini tidak akan terjadii krisis pangan karena melihat hasilnya yang melimpah," katanya.
Dia berharap kepada penyuluh pertanian agar tetap mendampingi para petani dan tidak hanya selesai disini. Dengan melimpahnya pupuk organik maka bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Suhirmanto mewakili Direktur Polbangtan Malang mengapresiasi inisiatif yang luar biasa ini dalam pelaksanaan pertanian organik dan penerapan praktik berkelanjutan di Kabupaten Ponorogo. Sekolah Lapang Genta Organik telah menjadi tempat inspiratif bagi para petani dan pelajar untuk belajar dan berbagi pengetahuan tentang metode pertanian yang ramah lingkungan.
Sebagai institusi pendidikan di bidang pertanian, Polbangtan Malang sangat antusias untuk berpartisipasi dalam acara ini. Kami percaya bahwa kolaborasi antara sektor pendidikan dan komunitas pertanian sangat penting dalam mencapai pertanian yang berkelanjutan dan menghasilkan pangan berkualitas tinggi.
Polbangtan Malang berharap FFD ini menjadi momen yang berharga untuk saling bertukar pengalaman, pengetahuan, dan inovasi di antara para peserta. Dalam acara ini, kata Suhirmanto, Polbangtan Malang ingin memberikan wawasan tentang teknologi pertanian terkini, praktik terbaik dalam pengelolaan lahan, pengendalian hama organik, dan pemupukan yang efektif.
"Kami juga berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun jaringan kerjasama antara Polbangtan Malang dan komunitas pertanian di Kabupaten Ponorogo. Melalui kolaborasi yang erat, kami yakin kita dapat mencapai tujuan bersama dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi," ujarnya.
Kabupaten Ponorogo terus berupaya menjadi contoh dalam pengembangan pertanian organik yang berkelanjutan. Dengan dukungan dari Bupati Ponorogo, Polbangtan Malang, dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, diharapkan pertanian organik dapat semakin berkembang dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi petani dan lingkungan di seluruh Kabupaten Ponorogo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.