
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, memimpin sebuah diskusi bernama NGOPI (Ngobrol Pendidikan Islam) bersama Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta dan sejumlah guru serta pengelola Madrasah di Jakarta Pusat. Diskusi ini juga dihadiri oleh Ketua PCNU Jakarta Pusat, KH Syaifuddin M.E, dan diarahkan pada tantangan dan peluang pengembangan madrasah dalam meraih Indonesia Emas 2045.
Hidayat Nur Wahid dalam pembahasannya pada Selasa (25/7/2023) menekankan bahwa dukungan konkret untuk reformasi pendidikan, khususnya pendidikan keagamaan dan lembaga pendidikan Islam seperti Madrasah dan Pesantren sangat penting dalam era reformasi ini.
Advertisement
Hidayat juga menyinggung bahwa sebelum era reformasi, belum ada dukungan nyata dari negara untuk pengembangan Madrasah baik dari aspek legalitas maupun anggaran. "Era reformasi membawa perubahan, dimana Madrasah diakui melalui UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional," ucapnya.
Hidayat menambahkan bahwa pendidikan Islam memiliki nilai yang juga terdapat dalam agama lain seperti meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia. Ketiga unsur ini kini diterima sebagai tujuan pendidikan nasional dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (3). Di samping itu, peran agama dalam pendidikan juga diperkuat melalui UUD 1945 pasal 31 ayat 5.
Ketua PCNU Jakarta Pusat, Gus Syaifuddin, menegaskan pentingnya para peserta didik berorientasi global sekaligus menjaga prinsip-prinsip keislaman dan keindonesiaan. Ia juga menekankan pentingnya soliditas dan kerjasama antara pemangku kepentingan pendidikan Islam.
Acara ini dihadiri oleh ratusan guru dan tenaga kependidikan madrasah di Jakarta Pusat, dan dibuka oleh Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DKI Jakarta, H. Slamet Abadi, M.Si. Narasumber lainnya yakni Dr. Suprananto yang merupakan ahli kurikulum pendidikan serta Dr. Supadi, M.Pd selaku pemandu diskusi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.