Pemerintahan

Wujudkan Zero Stunting, Pemkot Kediri Siapkan Penanganan Hulu Hilir

Jumat, 11 Agustus 2023 - 08:22 | 88.90k
ilustrasi ibu hamil saat mengikuti senam bersama di salah satu taman di Kota Kediri (FOTO: dok Pemkot Kediri)
ilustrasi ibu hamil saat mengikuti senam bersama di salah satu taman di Kota Kediri (FOTO: dok Pemkot Kediri)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Untuk mewujudkan zero stunting, Pemerintah Kota Kediri melakukan penanganan mulai dari hulu ke hilir. Tidak hanya dilakukan penanganan saat ditemukan bayi atau balita stunting, tapi juga pada saat seorang wanita akan menjadi ibu. Baik itu saat remaja, calon pengantin dan ibu hamil. 

"Tidak hanya di hilir tapi juga di hulu. Mulai dari remaja, dipantau anemia tidak. Calon pengantin juga ada penyuluhan - screening, lalu ketika hamil juga dipantau. Apakah ada potensi untuk melahirkan bayi stunting, kita pantau terus," tutur Sekretaris Daerah Kota Kediri, Bagus Alit, Kamis (10/8/2023). 

Advertisement

Ditemui usai mengikuti Penilaian Kinerja Penurunan Stunting pada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Timur, Bagus Alit mengungkapkan jika dilihat dari prevalensi stunting pada tahun 2018 sampai 2023, prevalensi stunting sempat mengalami kenaikan di tahun 2020 dan 2021 karena kondisi Covid 19. 

Angka itu mengalami penurunan secara signifikan di tahun 2022 dan  menurun lagi di tahun 2023 hingga mencapai 6,96%. “Jumlah balita stunting juga mengalami penurunan, di tahun 2022 ada 941 balita dan di tahun 2023 turun menjadi 778 balita,”ujarnya lagi. 

Lebih lanjut Bagus menjelaskan bahwa Kota Kediri telah melakukan beberapa aksi konvergensi. Yang pertama aksi konvergensi analisis situasi. Dalam analisis situasi telah  ditetapkan 10 kelurahan lokus nol stunting pada tahun 2022 sampai tahun 2023, yakni Kelurahan Blabak, Banaran, Betet, Bangsal, Pesantren, Tamanan, Ngadirejo, Jagalan, Kelurahan Dandangan, dan Kelurahan Mrican. 

Aksi kedua yakni rencana kegiatan, Bagus mengatakan bahwa Pemkot Kediri memiliki kegiatan intervensi koordinatif yang  tersebar diseluruh OPD terkait dan kelurahan. 

Ketiga yaitu aksi rembuk stunting baik ditingkat kelurahan, kecamatan maupun tingkat kota. Kemudian Bagus menjelaskan aksi ke-empat, yaitu aksi regulasi yang meliputi beberapa perda, perwali, keputusan Walikota dan keputusan kepala OPD. 

Aksi yang kelima, menurut Bagus adalah aksi tim pendamping kelurahan, dimana Kota Kediri memiliki 663 TPK yang tersebar di 3 kecamatan yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader KB dan Tim Penggerak PKK. “Hasil yang telah dicapai pada aksi kelima oleh TPK ini, adalah pendampingan pada 248 calon pengantin, 1848 ibu hamil, 1333  ibu nifas dan 2713 baduta serta balita sampai dengan bulan mei 2023,”ujarnya.

Aksi keenam yakni manajemen data, dimana Pemkot Kediri telah memiliki program Pemantauan Ekohort Ibu dan Anak serta siklus kehidupan realtime (PAPA ASIK). Aksi yang ketujuh adalah pengukuran dan publikasi, yang diikuti aksi kedelapan adalah kinerja tahunan evaluasi anggaran penurunan stunting tahun 2023. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES