Pemerintahan

Dinas PU SDA Jatim Kick Off Pengendalian Banjir Sungai Welang Bersama Belanda

Rabu, 13 September 2023 - 20:06 | 48.48k
Kick Off Meeting dan Workshop Welang Phase II antara Dinas PU SDA Jatim dan Konsultan Witteveen Boos, Nuffic Neso AidEnvironmen di Surabaya, Rabu (13/9/2023).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kick Off Meeting dan Workshop Welang Phase II antara Dinas PU SDA Jatim dan Konsultan Witteveen Boos, Nuffic Neso AidEnvironmen di Surabaya, Rabu (13/9/2023).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air atau Dinas PU SDA Jatim memastikan bahwa penanganan dan pengendalian banjir di Kali (Sungai) Welang Kabupaten Pasuruan segera dimulai.

Dinas PU SDA Jatim menggandeng Konsultan Witteveen Boos, Nuffic Neso AidEnvironment dalam pengendalian dan penanggulangan banjir tersebut.

Advertisement

Untuk itu, Dinas PU SDA Jatim bersama konsultan yang ditugaskan oleh Kementerian Investasi Belanda tersebut di atas menggelar Kick Off Meeting dan Workshop Welang Phase II. 

Dengan semangat mengendalikan banjir dengan partisipasi masyarakat, forum ini mengundang lintas elemen. Bukan hanya pemerintah, namun juga perwakilan masyarakat di bantaran daerah aliran sungai Welang, dan juga dari para akademisi. 

Team Leader Konsultan Witteveen Boos, Nuffic Neso AidEnvironment Victor Coenen mengatakan bahwa rencananya ada beberapa hal yang akan dilakukan untuk penanganan dan pengendalian banjir dari mulai hulu Sungai Welang, sisi tengah dan juga sisi hilir. 

"Jadi kick off ini adalah awalan untuk menguatkan perencanaan pengendalian banjir di Sungai Welang. Karena kita ingin penanganannya adalah dengan cara-cara berbasis alam dengan partisipasi kuat dari masyarakat," tegasnya, Rabu (13/9/2023).

Victor Coenen mengungkapkan bahwa permasalahan di Kali Welang adalah masalah yang serius. Pihaknya telah melakukan kajian permasalahan Kali Welang mulai dari hulu hingga hilir. 

“Kita melihat permasalahan yang cukup ekstrem. Mulai dari sanitasi, banjir dan juga longsor. Maka dalam proyek ini kita mencoba mengurai dan merumuskan solusinya. Bahwa sudah saatnya kita mengambil langkah,” kata Victor Coenen. 

Salah satu yang menjadi prioritas proyek ini adalah penanganan terkait erosi dan banjir. Oleh sebab itu, implementasi pengendalian sungai bisa dilaksanakan secara tepat dan cepat. Termasuk mendengarkan masukan dan saran dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

“Kita ingin sungai dikelola secara baik sehingga mendatangkan manfaat, bukan mendatangkan bencana. Karena jika terkelola dengan baik pasti masyarakat akan merasakan kesejahteraan dari Sungai Welang,” ucap Victor Coenen. 

Opsi penanganan dengan berbasis alam ini sengaja dipilih agar pengendalian ini berlangsung secara berkelanjutan. Seperti misalnya dengan melakukan replanting atau penanaman pohon di sepanjang bantaran Sungai Welang melakukan pemilahan dan pemisahan sampah dan sejumlah kegiatan lain.

Tidak hanya itu opsi dalam pengendalian banjir yang juga adalah pengalihan aliran sungai seperti membuat sudetan Sungai Welang. Namun hal ini masih akan dibahas dengan melibatkan masyarakat, komunitas dan juga akademisi.

"Jadi masyarakat kita libatkan sejak perencanaan. Sehingga saat program ini berjalan mereka bisa memiliki tanggung jawab untuk ambil bagian dalam melakukan pengendalian banjir," tegas Victor.

Lebih lanjut ia juga mengatakan salah satu lokasi yang dijadikan sentra utama perhatian juga adalah Kawasan Sidogiri Pasuruan. 

Karena area tersebut menjadi lokasi terdampak banjir tahunan yang cukup banjir. Dengan ada partisipasi masyarakat dan juga tindakan nyata diharapkan juga ada perubahan habit dari masyarakat untuk menjaga sungai.

"Persiapan ini kita targetkan satu bulan. Sehingga bulan depan sudah ada pilot project yang akan kita pilih untuk dilakukan bersama. Dan pilot ini kita targetkan bisa direplikasi di wilayah lain," sambung Victor.

Victor mengatakan bahwa sejatinya kerja sama antara Belanda dalam Pemprov Jatim dalam pengendalian banjir ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun berakhir. Saat ini sudah memasuki tahap dua, ia optimis akan ada dampak yang kongkrit.

Sementara itu Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Jatim Baju Trihaksoro menegaskan bahwa dalam fase ini pengendalian banjir difokuskan untuk melibatkan masyarakat dan komunitas. Dan tidak difokuskan untuk penanganan yang bersifat penambahan infrastruktur. 

Untuk penambahan infrastruktur yang diperlukan akan dilakukan ditahap selanjutnya. Saat ini yang dilakukan adalah untuk pengendalian banjir yang bersifat natural based atau yang berbasis alam.

"Kalau project ini didanai full dari Belanda. Grand nya mencapai Rp4 miliar. Kita berharap akan ada pilot project yang bagus yang nantinya bisa direplikasi di daerah lain. Dan kuncinya di sini yang menjadi poin adalah partisipasi masyarakat," tegas Baju.

Dari Pemprov sendiri juga akan mengawal agar program ini bisa berlangsung sukses dan memberikan perubahan baik di kualitas daerah aliran sungai Welang bisa membaik dan tidak terjadi lagi banjir tahunan.

Gelontorkan 4 Miliar

Pemerintah Belanda menggelontorkan anggaran hibah sebesar Rp4 miliar kepada Pemprov Jatim melalui Dinas PU SDA Jatim.

Anggaran tersebut untuk membantu mengatasi permasalahan banjir akibat luapan air Kali Welang di Pasuruan.

Konsultan Witteveen Boos, Nuffic Neso dan AidEnvironment yang ditugaskan oleh Kementerian Investasi Belanda (RVO)  melakukan rapat khusus dengan Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur di Surabaya dalam rangka membahas detail proyek penanganan Sungai Welang tersebut beberapa waktu lalu dan telah memasuki kick off pada hari ini, Rabu (13/9/2023)..

Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Jatim Baju Trihaksoro mengatakan, Pemprov Jatim melibatkan Belanda dalam pengendalian banjir di Kali Welang sebagai tindak lanjut dari kerja sama MoU Water Treatment antara Kementerian PUPR dan Kementerian Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda. 

Pembangunan proyek pengendalian banjir di Kali Welang itu sekaligus merupakan pilot project. 

Penyusunan program perencanaan dalam master plan ini berdasarkan kearifan lokal masyarakat setempat dengan mendengarkan masukan dan juga saran dari mereka. 

“Jadi, nanti perencanaan pengembangannya mulai dijadikan konservasi, saranan edukasi maupun wisata di kali Welang,” sambung Baju.

Belanda melakukan skema bantuan hibah sebesar Rp4 miliar sebagai dana untuk 
pengendalian banjir dan juga pengembangan Kali Welang.

Baju menegaskan, akan memaksimalkan program tersebut agar permasalahan bakal banjir di Kali Welang bisa segera teratasi dan potensi dari Kali Welang bisa tergarap. Terlebih jika terjadi banjir dari Sungai Welang selalu memberikan dampak signifikan.  

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Belanda menggelontorkan anggaran hibah sebesar Rp4 miliar kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim).

Anggaran tersebut untuk membantu mengatasi permasalahan banjir akibat luapan air Sungai Welang di Pasuruan.

Pemprov Jatim melalui Dinas PU SDA Jatim melibatkan Belanda dalam pengendalian banjir di Sungai Welang sebagai tindak lanjut dari kerja sama MoU Water Treatment antara Kementerian PUPR dan Kementerian Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda. Pembangunan proyek pengendalian banjir di Sungai Welang itu sekaligus merupakan pilot project.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES