Cegah Stunting dan Perkawinan Anak di Banjarnegara, Kemenag Prioritaskan Program Kopi Seceting

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Seperti diketahui angka stunting di Kabupaten masuk cukup tinggi. Oleh karenanya Kementerian Agama Banjarnegara menggalakkan program Kopi Seceting atau Komunitas Penyuluh Agama Islam Serius Cegah Stunting.
Kepala Kemenag Banjarnegara, Dr H Karsono S.Pdl., MM saat dihubungi TIMES Indonesia, Senin (8/7/2024) menjelaskan program Kopi Seceting didirikan pada tahun 2022.
Advertisement
Namun menurut dia secara resmi dideklarasikan sebagai program unggulan pada Juni 2024. "Program ini lahir atas inisiatif kami dalam rangka ikut serta membantu pemerintah menangani kasus stunting sekaligus untuk mencegah pernikahan dini (anak)," katanya.
Dijelaskan Kepala Kemenag Banjarnegara Dr H Karsono, Gerakan Kopi Seceting di Banjarnegara melibatkan sedikitnya 178 penyuluh agama se Kabupaten Banjarnegara.
Tim ini terdiri dari 160 Penyuluh Agama Islam dan 19 Penyuluh Agama Islam Fungsional yang ada di 20 kecamatan di Kabupaten Banjarnegara.
"Tim ini secara sporadis dan masif melakukan penyuluhan melalui majelis - majelis taklim hingga ke tingkat pedesaan. Melalui kegiatan ini sangat efektif dalam menjangkau lapisan masyarakat dari segala tingkatan pendidikan," imbuhnya.
Selain melalui majlis taklim, Karsono juga menyampaikan gerakan Kopi Seceting juga dilakukan di sekolah-sekolah melalui Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) dan Bimbingan Remaja Usia Nikah (BRUN).
Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan sosialisasi tentang pendewasaan usia nikah dan pencegahan kenakalan remaja. Kopi Seceting juga mengadakan kampanye di Car Free Day untuk menyasar kaum muda dan keluarga di perkotaan.
Hal yang membanggakan, gerakan Kopi Seceting juga berkolaborasi dengan bidan desa untuk memberikan sosialisasi dalam kegiatan kelas ibu hamil dan balita serta posyandu remaja.
Pihaknya juga memberikan penguatan konseling pasangan calon pengantin kurang umur juga dilakukan dengan memberikan konseling untuk pasangan di bawah umur (-19 laki-laki) dan orang tua mereka agar menunda pernikahan hingga usia yang sesuai.
Karsono selaku Kepala Kemenag Banjarnegara berharap gerakan ini menjadi langkah strategis dalam intervensi langsung yang dapat diadopsi oleh wilayah lain untuk menciptakan suatu bangsa yang sehat dan berkualitas
Gerakan Kopi Seceting bagi Karsono membuktikan bahwa kolaborasi dan inovasi dari berbagai pihak, termasuk penyuluh agama, dapat memberikan dampak baik yang signifikan dalam upaya pencegahan stunting dan pernikahan anak di Banjarnegara. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sholihin Nur |