Kadisperindag Jatim Buka Surabaya Printing Expo, Optimis Genjot Rating Sektor Manufaktur

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kepala Disperindag Jatim Dr Iwan S.Hut., M.M mewakili Pemprov Jatim membuka pameran mesin percetakan Surabaya Printing Expo (SPE) 2024 di Grand City Convex, Kamis (11/7/2024).
Kadisperindag Jatim Iwan mengapresiasi terselenggaranya pameran teknologi mesin alat percetakan terbesar di Indonesia ini.
Advertisement
"Mudah-mudahan acara ini dapat terselenggara dengan baik dan kami berharap ada sebuah pergerakan ekonomi yang luar biasa," kata Kadisperindag Iwan.
Menurut Iwan, kondisi makro ekonomi di Jatim sangat positif di tengah tantangan dan ketidakpastian global. Ekonomi nasional mampu tumbuh sekitar 5,11 persen pada Triwulan I 2024.
"Jatim berkontribusi sebesar 14,46 persen terhadap PDB Nasional," ungkapnya.
Kontribusi ini dihasilkan melalui kolaborasi dan sinergi serta berbagai langkah strategis yang dilakukan oleh semua pihak.
Perekonomian Jatim bahkan tumbuh sebesar 4,81 persen year on year pada Triwulan I 2024 dengan total nilai PDRB sebesar Rp764,33 triliun. Sementara pada tahun 2023, Jatim menutup PDRB menembus angka Rp2.900 triliun.
"Jatim tetap menjadi lokomotif perekonomian dan kontribusi sebesar 25,07 persen terhadap PDRB Pulau Jawa," kata Iwan.
Perekonomian Jatim masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 31,54 persen dan sektor perdagangan 19,01 persen.
Sementara sektor pertanian, kehutanan, perikanan berkontribusi sebesar 9,71 persen. Sedangkan 14 sektor lainnya memberikan kontribusi 39,74 persen terhadap PDRB di Jatim.
"Jadi ketika nanti ibukotanya pindah ke IKN, Insya Allah kita sebagai hub penghubung. Dan sekarang pun seluruh komoditas 16 provinsi di bagian Indonesia timur asalnya dari Jatim," ucap Iwan.
"Ini harus terus dijaga bagaimana Jatim menjadi kekuatan ekonomi kedua di Indonesia," tambahnya.
Iwan menjelaskan, pada Juni 2024, purchasing manager index manufacture Indonesia mencatat penurunan level menjadi 50,7 atau turun 1,4 poin dari bulan sebelumnya di level 52,1.
Meskipun demikian, aktivitas manufaktur Indonesia masih dalam masa ekspansif. Beberapa negara mitra dagang Indonesia seperti Hongkong dan Amerika Serikat juga mencatat aktivitas manufaktur ekspansif masing-masing di level 51,8 dan 51,7.
"Untuk aktivitas manufaktur kawasan Eropa masih berada pada zona kontraksi di level 45,6," katanya.
Penurunan rating manufaktur Indonesia pada Juni 2024, memang menunjukkan bahwa industri manufaktur Indonesia mulai mengalami stagnasi.
"Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu mengupayakan berbagai dukungan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan dan menjaga stabilitas perekonomian nasional," terang Iwan.
Selain itu, industri manufaktur diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing untuk tetap kompetitif dalam pasar global.
Maka, kegiatan pameran Surabaya Printing Expo 2024 dinilai berperan penting dalam mengatasi penurunan rating manufacturing Indonesia.
Karena dengan menampilkan teknologi printing terbaru dan terbaik, pameran ini dapat membantu meningkatkan efisiensi kualitas produk dan daya saing industri manufaktur Indonesia.
"Oleh karena itu, industri manufaktur Indonesia perlu mengikuti pameran ini untuk meningkatkan kemampuan dan daya saingnya dalam menghadapi persaingan global," tutur Iwan.
PDRB industri mesin dan perlengkapan di Jatim sendiri selama tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan.
Pameran mesin percetakan Surabaya Printing Expo (SPE) 2024 di Grand City Convex, Kamis (11/7/2024). (Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Pada tahun 2021, PDRB industri mesin sebesar Rp1,25 miliar. Pada tahun 2022 Rp1,41 miliar. Sedangkan tahun 2023 meningkat Rp1,51 miliar atau meningkat 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Jatim optimis terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan industri manufaktur," katanya.
Total jumlah industri percetakan di Jatim saat ini 4.911 unit industri percetakan. Baik skala kecil, menengah maupun skala besar dan mampu menyerap 38.792 tenaga kerja.
"Tentu hal ini memberikan kontribusi yang sangat penting bagi perekonomian daerah dari penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, pengembangan UMKM sehingga bekontribusi terhadap pendapatan daerah," katanya.
Industri manufaktur juga dinilai memiliki peran vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Jatim. Pada tahun 2023, kontribusi industri percetakan di Jatim sebesar USD 1,64 juta. Sedangkan pada Maret 2024, nilai ekspor industri mesin mencapai USD 280 ribu.
"Lima negara tujuan ekspor mesin percetakan Jatim adalah Timor Leste, Filipina, Malaysia dan Singapura," ungkapnya.
Sementara memperhatikan neraca perdagangan produk mesin percetakan, data BPS Jatim menunjukkan bahwa nilai impor industri mesin di Jatim memang masih jauh lebih besar jika dibandingkan dengan ekspor.
Pada tahun 2023, nilai impor mesin percetakan USD 53 juta. Sedangkan pada Maret 2024, nilai impor mesin percetakan mencapai USD 9,8 juta. Lima negara asal impor industri mesin adalah Cina, Taiwan, Denmark dan Malaysia.
Meskipun ekspor mesin percetakan Jatim pada tahun 2023 dan tahun berjalan masih di bawah jumlah impornya, Iwan optimistis jika situasi ini mencerminkan peluang besar untuk pertumbuhan dan pengembangan masa depan.
Antara lain perlu didorong dengan menempatkan teknologi baru, meningkatkan kualitas produk dan mempersiapkan tenaga kerja terampil. Iwan yakin industri percetakan Jatim dapat memperluas posisinya baik di pasar domestik maupun pasar internasional.
"Oleh karena itu kami menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada seluruh panitia penyelenggara dan peserta pameran serta semua pihak pendukung kegiatan Surabaya Printing Expo 2024. Saya berharap melalui acara ini kita dapat melihat berbagai inovasi terbaru dan menjalin kerja sama yang bermanfaat bagi kemajuan industri percetakan di Jatim khususnya dan Indonesia pada umumnya," kata Iwan.
Pameran ini juga disebut akan menjadi momentum penting untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produk percetakan lokal.
"Saya yakin dengan semangat inovasi dan kolaborasi kita dapat membawa industri Jatim menjadi yang terdepan di tingkat nasional dan internasional," ujarnya.
Pameran Surabaya Printing Expo 2024 merupakan kali ke-17 terselenggara di Surabaya dan telah menjadi magnet bagi para pelaku industri jasa percetakan di Jawa Timur dan Indonesia timur pada umumnya. Ada 230 perusahaan peserta termasuk UMKM bergabung pada tahun ini.
"Tahun ini peserta meningkat di luar ekspektasi, sampai tempat di Grand City tidak muat di lantai dasarnya," terang CEO Krista Exhibition Daud D Salim.
Ini dinilai karena industri printing dan packaging mengalami peningkatan akan kebutuhan mesin.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Ahmad Mughira Nurhani
dalam sambutannya mengatakan jika SPE adalah pameran yang wajib dan harus dihadiri oleh para pengusaha di bidang grafika, karena akan memberikan wawasan dalam membuat rencana bisnis ke depan.
"Kehadiran para penyedia jasa dan peralatan grafika dalam pameran ini akan memberikan manfaat untuk kita para pengusaha grafika dalam menentukan arah bisnis ke depan," kata Ahmad Mughira Nurhani didampingi sejumlah ketua asosiasi seperti Ketua PPGI Jatim Iwan Samar, Ketum Komunitas Printing Indonesia Usman Batubara dan beberapa asosiasi stakeholder.
Ia mengatakan, perkembangan industri percetakan kemasan makanan dan minuman, percetakan promosi dan iklan dan percetakan tekstil dan pakaian, sedang mengalami transformasi signifikan dan diproyeksikan akan terus tumbuh ke depannya, sehingga memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.
"Kontestasi politik merupakan faktor pendorong
peningkatan yaitu Pemilu di bulan Februari dan Pilkada di bulan November 2024 yang telah memberikan dampak positif dan momentum luar biasa bagi industri percetakan," jelasnya.
Hal ini ditandai dengan penjualan mesin percetakan digital serta bisnis reklame periklanan seperti baliho,
sablon digital, dan cetakan stiker, serta lainnya yang mengalami peningkatan signifikan pada tahun ini.
Sebagai informasi, Pameran Surabaya Printing Expo (SPE) 2024 di Grand City Surabaya berlangsung mulai hari ini 11 Juli dan akan berakhir pada Minggu 14 Juli 2024 mendatang.
Pameran internasional tersebut menghadirkan mesin-mesin percetakan seperti mesin cetak offset, cetak
digital, cetak tekstil, sablon, jasa cetak, alat-alat cetak terkini dan penyediaannya serta teknologi
percetakan yang mutakhir. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |