Pemerintahan

Hadapi Lima Tantangan Koperasi, Ketua Dekopin Sri Untari Tegaskan Hal Berikut

Rabu, 24 Juli 2024 - 22:56 | 16.30k
Ketua Dekopin Sri Untari dalam peringatan Hari Koperasi ke 77 di Kabupaten Kediri (foto : yobby/Times Indonesia)
Ketua Dekopin Sri Untari dalam peringatan Hari Koperasi ke 77 di Kabupaten Kediri (foto : yobby/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Koperasi didorong untuk terus melakukan pembenahan dan peningkatan dengan mengadopsi perkembangan teknologi, baik itu digital ataupun teknologi lain agar bisa menjadi sebuah lembaga ekonomi yang makin dipercaya oleh masyarakat. 

Hal tersebut ditegaskan Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Sri Untari Bisowarno dalam peringatan Hari Koperasi ke 77 di Kabupaten Kediri, Rabu (24/07/2024). 

Advertisement

"Koperasi perlu mengadaptasi perkembangan teknologi untuk membantu bagaimana membuat kooperasi ini  akuntabel. Ketika koperasi akuntabel maka muncul trust dari anggota dan masyarakat. Kalau sudah seperti itu maka nanti masyarakat  akan berbondong-bondong ke koperasi untuk menggiatkan UKM," tegas Sri Untari. 

Adaptasi teknologi dan digitalisasi sendiri merupakan salah satu dari lima tantangan yang dihadapi koperasi saat ini. Selain kedua hal tersebut, tantangan yang lain adalah sumber daya manusia (SDM), regulasi dan regenerasi. 

Terkait regenerasi, Sri Untari mencontohkan seperti yang dilakukan Kabupaten Kediri yang saat ini mendorong generasi muda untuk bergabung bersama koperasi melalui koperasi milenial yang ada di kecamatan-kecamatan. 

Anggota koperasi milenial Kediri juga terdiri dari pelaku usaha kecil dan mikro dengan usia masih muda. "Di Kediri ini sudah disiapkan, itu sudah langkah yang maju. Ada Kediri young entrepreneur,  kemudian adik-adik karang taruna juga diajak untuk berkoperasi," tuturnya.

Menghadapi tantangan tersebut, Sri Untari berpesan kepada Dekopinda untuk selalu menjaga tiga hal yakni edukasi, advokasi, dan fasilitasi. 

"Edukasi untuk memberikan pemahaman berbentuk-bentuk pelatihan. Bimbingan teknis harus dilakukan Dekopinda Daerah untuk membantu pemahaman berbagai macam regulasi yang dikeluarkan oleh negara," tambahnya. 

Selain peran Dekopinda, dalam menghadapi tantangan tersebut Koperasi harus bergerak bersama dinas-dinas terkait seperti Dinas Koperasi, yang memiliki tugas untuk melakukan pembinaan. "Dengan itu akan tercipta sinergi gerakan koperasi dan pemerintah yang bisa mengangkat ekonomi," tambahnya. 

Sementara itu Wakil Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Kediri Buat Santoso menuturkan pihaknya telah melakukan sejumlah langkah-langkah arahan agar koperasi di Kabupaten Kediri tidak hanya pada sektor simpan pinjam tapi juga sektor riil. 

Dengan bergerak di sektor riil, koperasi bisa lebih menggerakkan produk dari hulu ke hilir dan melibatkan lebih banyak pihak. Berdasarkan catatan di Kabupaten Kediri ada total 865 koperasi, dimana 72 persen diantaranya adalah koperasi simpan pinjam. 

Dari jumlah itu, 200 diantaranya belum melakukan RAT. "Sudah ada semangat untuk beralih ke sektor riil. Sementara yang belum pernah melakukan RAT, jika dalam tiga tahun tidak melakukan RAT maka akan otomatis akan dibubarkan," pungkasnya. 

Buat Santoso yang merupakan salah satu tokoh koperasi senior di Kabupaten Kediri,  dalam kesempatan itu juga turut menerima penghargaan Tokoh Penggerak Koperasi. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES