Ini Harapan Dindik Jatim Saat Bertemu DPD RI Terpilih
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Iklim sekolah harus menyenangkan. Begitu harapan yang tegas dan lugas dari Sekretaris Dinas Pendidikan Jawa Timur, Dr. Suhartono, saat ditemui oleh DPD RI Terpilih Jatim, Lia Istifhama, di kantor Dindik Jatim, Kota Surabaya.
“Meningkatkan kualitas pendidikan, indikator utama adalah membentuk karakter siswa yang tangguh dan berkualitas. Bagaimana siswa menjadi generasi emas yang memiliki kualitas mumpuni dalam aspek kognifit, afektif, dan psikomotorik. Jadi siswa tidak bisa dinilai kualitasnya secara pengetahuan saja, tapi juga sikap dan karakternya. Oleh sebab itu, iklim sekolah harus menyenangkan,” jelas Suhartono.
Advertisement
Ditambahkan olehnya, iklim sekolah menyenangkan telah disampaikannya saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA/SMK tanggal 15 hingga 17 Juli lalu.
“Saat MPLS lalu, kami (Dindik Jatim) menekankan bahwa MPLS harus terlaksana sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2016, bahwa ini masa pengenalan lingkungan sekolah, bukan hari-hari di awal sekolah yang menjadi momok menakutkan bagi sebagian siswa baru,” tegasnya.
“Dengan begitu, sejak MPLS pun, kami berupaya mengajak semua pihak mendukung secara nyata bagaimana membentuk iklim sekolah yang menyenangkan. Jangan ada perundungan ataupun situasi yang membuat siswa trauma dengan lingkungan sekolah, baik dengan teman sekolahnya maupun gurunya.”
“Iklim sekolah menyenangkan ini akan menjadi variabel penting terciptanya generasi emas. Motivasi ini yang terus kami perkuat di tingkatan SMA/SMK/SLB yang menjadi naungan kami,” imbuh pria asal Tulungagung itu.
Senada dengannya, Lia Istifhama yang sebelumnya dikenal sebagai aktivis sosial dan juga Tokoh Penggerak Literasi dalam ajang Radar Award 2024, menyebut harapan Dindik Jatim tersebut adalah cita-cita mulia karena kesehatan mental siswa adalah poin penting.
“Upaya Dindik menciptakan iklim sekolah menyenangkan, patut didukung. Ini pesan moril yang sangat positif, mimpi mulia, di tengah rentetan masalah kesehatan mental anak dan remaja yang sekarang banyak menjadi suguhan berita publik, mulai dari kasus pornografi, kecanduan gadget, perundungan, penganiayaan, dan sebagainya. Dan salah satu solusi penting memang character building yang dibentuk di lingkungan sekolah, yaitu bagaimana siswa menjadi humanis dan tidak rapuh,” kata Lia Istifhama kepada TIMES Indonesia, sabtu (3/8/2024).
Senator cantik itu pun menyebut pentingnya upaya-upaya membentuk mental siswa yang sehat, kuat dan tidak rapuh.
“Harus diakui, masalah gangguan mental akan terus memiliki potensi meningkat seiring dengan keterbukaan sosial media yang sangat sulit kita filter saat ini. Terlalu banyak konten-konten yang viral justru karena mempertontonkan aksi yang tidak sehat, seperti pornografi maupun kekerasan. Mungkin bagi kita dewasa, ini tampak biasa saja karena kita sudah mampu memilah. Tapi bagaimana dengan anak dan remaja yang saat ini berada dalam masa perkembangan mental? Mereka belum mampu melihat secara utuh mana hoax dan realita, mana hiburan dan tontonan persuasif, serta sebagainya. Sehingga rentan merusak kesehatan mental.”
“Selain itu, iklim sekolah meyenangkan tanpa perundungan mislanya, juga akan sangat efektif membentuk mental siswa yang mampu menjadi problem solver atas masalahnya sendiri, kuat menghadapi masalah, dan tidak rapuh atau mudah putus asa. Jangan sampai menjadi generasi strawberry yang tampak manis dan kreatif secara tampilan, namun saat ditekan sedikit, langsung rapuh,” pungkasnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |