Pemerintahan

Kepala BPOM Ungkap Lima Konsep Pengelolaan Obat dan Makanan

Senin, 19 Agustus 2024 - 13:03 | 18.78k
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar saat menyampaikan keterangan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/8/2024). (Foto: Antara/Mentari Dwi Gayati).
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar saat menyampaikan keterangan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/8/2024). (Foto: Antara/Mentari Dwi Gayati).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengungkapkan lima konsep penting untuk meningkatkan pengelolaan obat dan makanan di Indonesia.

"Pesan yang dititipkan ke kami oleh Bapak Presiden dan Bapak Menteri Kesehatan, intinya ada lima konsep penting menurut saya," kata Taruna Ikrar di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/8/2024).

Advertisement

Menurut Ikrar, pesan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan menjelaskan lima aspek utama yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan obat dan makanan. Berikut penjelasan mengenai kelima konsep tersebut:

1. Menekan Perbedaan Harga Obat

Taruna Ikrar mencatat bahwa harga obat di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan negara tetangga. Perbedaan harga antara obat paten dan generik, serta kebutuhan akan regulasi yang lebih baik menjadi faktor utama. Untuk itu, BPOM akan mendorong mekanisme regulasi yang lebih baik guna menekan perbedaan harga obat di tanah air.

2. Koordinasi Antar-Lembaga

Koordinasi antara BPOM dengan berbagai lembaga seperti BPJS, Kementerian Kesehatan, asosiasi farmasi, dan perusahaan obat menjadi kunci penting. Ikrar menekankan perlunya peningkatan kerja sama dengan berbagai asosiasi terkait untuk memastikan pengelolaan obat dan makanan yang lebih terintegrasi.

3. Percepatan Regulasi Obat Inovatif

Banyak obat inovatif yang telah disetujui di negara maju namun belum tersedia di Indonesia. Ikrar menegaskan perlunya perbaikan dalam proses regulasi agar obat-obat baru dapat lebih cepat masuk ke pasar Indonesia. Hal ini termasuk produk biologi yang seringkali membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum tersedia di tanah air.

4. Inovasi dalam Regulasi

Inovasi dalam regulasi sangat penting untuk mengikuti perkembangan teknologi, seperti produk biologi dan terapi genetik yang memerlukan pendekatan berbeda dari uji klinis konvensional. BPOM akan fokus pada pengembangan regulasi khusus untuk jenis obat ini agar dapat lebih adaptif terhadap kemajuan teknologi.

5. Peningkatan Standar dan Reputasi Global

BPOM harus meningkatkan standar dan reputasinya agar lebih bersaing di pasar global. Dengan memperbaiki status dan kepercayaan, produk yang disetujui oleh BPOM akan lebih mudah diterima di pasar internasional, mendukung ekspor produk Indonesia. Produk obat atau makanan yang mendapatkan pengesahan dari BPOM diharapkan dapat dipercaya di berbagai negara.

"Misalnya, produk-produk obat atau produk minuman atau produk ini yang sudah dapat pengesahan di Badan POM, itu langsung secara mudah terpercaya di berbagai negara," kata Kepala BPOM Taruna Ikrar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES