Kenaikan Biaya Pendidikan Picu Inflasi di Kota Malang
TIMESINDONESIA, MALANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan, kenaikan biaya pendidikan khususnyadi perguruan tinggi memicu kenaikan inflasi. Dimana, biaya pendidikan perguruan tinggi sebesar 1,33 persen memberikan andil 0,05 persen terhadap inflasi sebesar 0,04 persen di wilayah Kota Malang pada bulan Agustus 2024.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin mengatakan, masa penerima mahasiswa baru (maba) memberikan pengaruh pada banyaknya jumlah pembayaran biaya pendidikan perguruan tinggi.
Advertisement
"Pada Agustus 2024 Kota Malang ini mengalami inflasi 0,04 persen," ujar Umar, Selasa (3/9/2024).
Ia menyebut, biaya akademik untuk perguruan tinggi memang paling mendominasi naiknya inflasi di Kota Malang.
Tak heran, dimana Kota Malang sendiri memang dikelilingi oleh perguruan tinggi ternama Indonesia dan banyak perantau dari luar Malang untuk menempuh pendidikan di Kota Malang.
"Akademik perguruan tinggi itu memang mendominasi dan memang biayanya besar di Agustus ini," ungkapnya.
Selain biaya pendidikan, biaya pendidikan, BPS juga mencatat adanya kenaikan 12,51 persen untuk harga cabai rawit dari bulan sebelumnya.
"Untuk cabai rawit penyebabnya karena menurunnya panen," katanya.
Tak hanya itu, inflasi juga didorong dengan adanya kenaikan tarif komoditas dominan lainnya, seperti bahan bakar minyak (BBM) sebesar 0,68 persen, kopi bubuk 4,53 persen, emas perhiasan 1,31 persen, angkutan udara 3,47 persen, kontrakan rumah 0,47 persen dan minyak goreng 0,98 persen.
Umar membeberkan, ada pula beberapa komoditas utama yang mampu menahan laju inflasi. Diantaranya, penurunan daging ayam 3,51 persen, bawang 37,25 persen, jagung manis 17,68 persen dan telur ayam ras 2,71 persen.
"Bawang merah juga mengalami deflasi pada Agustus 2024 sebesar 21,37 persen," ucapnya.
Berdasarkan data dari BPS, inflasi di Kota Malang menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan beberapa daerah di Jawa Timur.
Sementara, untuk inflasi terendah tercatat terjadi di Kabupaten Gresik sebesar 0,01 persen.
Secara year on year (yoy), inflasi di Kota Malang mencapai angka 1,88 persen. Angka uji masih di bawah Jawa Timur dengan 2,05 persen dan Nasional 2,12 persen.
Terpisah, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Malang, Diah Ayu Kusuma Dewi membenarkan bahwa biaya akademik dan perguruan tinggi memang memicu inflasi di Kota Malang.
Bahkan, banyaknya perguruan tinggi di Kota Malang juga berdampak terhadap harga kos ataupun kontrakan di Kota Malang.
Dimana, kata Diah, harga kos dan kontrakan di Kota Malang saat ini mengalami kenaikan seiring memicunya inflasi yang diakibatkan oleh biaya akademik dan perguruan tinggi.
"Perguruan tinggi di Malang banyak dan menambah nilai kontrakan dan kos kosan," tuturnya.
Namun, potensi wisata di Kota Malang dinilai cukup bagus. Dimana, banyaknya perantau yang datang ke Malang, selain untuk menempuh pendidikan, juga mampu menaikkan target wisatawan di Kota Malang.
"Potensi wisatanya bulan Juli itu ada dipuncak, sehingga kedepannya cukup bagus petanya," tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |