Bawah Jembatan Sutojayan Butuh Pengerukan Sedimen, Sedang Pengerjaan Pelat Injak
TIMESINDONESIA, MALANG – Belum genap tiga bulan pengerjaan, pembangunan rehab jembatan Desa Sutojayan, Pakisaji, Kabupaten Malang harus diterkendala karena diterjang aliran deras yang terjadi kemarin sore.
Sebabnya, pekerjaan teknis konstruksi perancah untuk pengecoran hanyut terseret derasnya air akibat hujan intensitas tinggi, beberapa saat sebelum kejadian tersebut.
Advertisement
Pihak Dinas PU Binas Marga Kabupaten Malang, memastikan telah melakukan koordinasi dan evluasi dengan pihak konsultan dan rekanan pelaksana jembatan tersebut. Dipastikan, pekerjaan yang memang belum tuntas ini, tetap dilanjutkan hingga selesai masa kontrak akhir Desember 2024 mendatang.
Kepala Dinas PU Bina Marga, Khairul Isnaidi Kusuma mengungkap, pasca kejadian tergerus aliran air, dilakukan pembersihan sisa material yang hanyut berserakan di sekitar lokasi jembatan Sutojayan. Termasuk, membersihkan tumpukan sampah yang sangat mengganggu.
Berikutnya, agar pekerjaan jembatan lancar dan untuk mengantisipasi dampak kejadian serupa, menurutnya dibutuhkan pengerukan sedimen dan normalisasi saluran sungai.
"Sedimentasi sudah cukup tinggi, sehingga perlu ada pengerukan terutama di bawah dan kanan-kiri jembatan. Sejak kemarin, sudah dilakukan pengerukan menggunakan alat berat di area kanan-kiri jembatan," kata Oong, sapaan karib Khairul Isnaidi, dikonfirmasi, Kamis (26/9/2024).
Dikatakan, pengerukan sedimen dan normalisasi sampai anak sungai, sangat diperlukan. Akan tetapi, kewenangan itu ada di Dinas PU SDA Provinsi dan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai).
"Kami telah berkirim surat terkait hal (kebutuhan normalisasi) tersebut," kata Oong.
Setelah pengecoran untuk penyangga dan penahan bawah jembatan selesai, lanjutnya, berikutnya dilanjutkan pengerjaan untuk konstruksi pelat injak jembatannya.
Jembatan Sutojayan sendiri, rencananya dibangun dengan bentang total balok jembatan sepanjang 10 meter. Jembatan ini juga akan dilebarkan, dari awalnya 4 meter menjadi 5,5 meter.
Menurut Oong, rehab jembatan Sutojayan ini merupakan aspirasi warga masyarakat yang menginginkan perbaikan. Kondisinya yang bisa membahayakan, karena terus termakan usia.
Pantauan awak media, di lokasi jembatan darurat yang dibangun bersebelahan juga turut hanyut terbawa derasnya arus sungai.
Usai ambrolnya jembatan di Sutojayan ini, warga sangat berharap kepada dinas terkait untuk dibuatkan jembatan darurat jika memungkinkan. Ini karena jembatan tersebut sangat vital sebagai penghubung menuju Pasar Pakisaji.
“Kami berharap jembatan darurat yang ada segera dibangun, karena sangat penting sebagai alat transportasi warga sekitar menuju pasar Pakisaji,” ungkap Iwan, warga sekitar yang kerap melintasi jembatan Sutojayan ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |