Pemerintahan

Kumpul di UB, Rektor Seluruh Indonesia Bahas Entrepreneur hingga AI

Rabu, 16 Oktober 2024 - 21:03 | 16.88k
Rektor se Indonesia yang tergabung dalam MRPTNI yang datang secara langsung di UB, Rabu (16/10/2024). (FOTO: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Rektor se Indonesia yang tergabung dalam MRPTNI yang datang secara langsung di UB, Rabu (16/10/2024). (FOTO: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Seluruh Rektor yang tergabung dalam Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) menggelar Forum di Universitas Brawijaya, Rabu (16/10/2024). Dalam kegiatan yang dihelat di Gedung Samantha Krida UB itu, ada beberapa topik strategis yang mereka bahas. Mulai dari Entrepreneur, green economy, hingga Artificial intelligence (AI).

Hadir sebagai Keynote Speaker Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Prof. Dr. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T dengan materi "Sinkronisasi Pembelajaran Kewirausahaan Mahasiswa dalam Kebijakan Perguruan Tinggi"

Advertisement

Forum ini diselenggarakan secara hybrid, sehingga ada yang datang secara online dan offline. Acara dibagi dalam dua kegiatan utama. Pertama, "Seminar Pengembangan Kewirausahaan", kedua "Lokakarya Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa".

Rektor UB, Prof Widodo mengatakan, di negara maju, jumlah entrepreneur biasanya berada di angka 16 persen. Namun kondisi riil di Indonesia saat ini menunjukkan bahwa jumlah wirausahawan masih sekitar 3 persen.

"Entrepreneur menjadi bagian penting bagi ekonomi bangsa. Sehingga perlu adanya akselerasi untuk bisa meningkatkan jumlah entrepreneur di Indonesia, utamanya yang berasal dari mahasiswa," ucapnya.

Untuk bisa mencapai hal ini, tentu butuh gerakan bersama, dalam hal ini adalah dari kampus dan pemerintah, agar mahasiswa tidak hanya terfokus untuk mencari kerja setelah lulus, tetapi juga bisa menjadi seorang wirausahawan sehingga bisa turut membuka lapangan pekerjaan.

"Di UB, kita punya banyak program untuk mendorong agar mahasiswa bisa menjadi seorang entrepreneur. Salah satunya, kita menyediakan insentif khusus bagi mahasiswa yang ingin membangun startup," kata dia.

Prof Widodo berpendapat, selain memberikan bantuan permodalan, ada hal lain yang juga sangat penting untuk dilakukan, agar jumlah entrepreneur, khususnya di kalangan mahasiswa bisa terus meningkat. Yakni dengan melakukan kampanye keunggulan menjadi seorang entrepreneur kepada masyarakat.

"Terkadang saat ini banyak anak muda yang ingin menjadi seorang entrepreneur, namun terganjal oleh orangtua. Karena masih banyak yang menganggap bahwa mereka akan sukses bila kerja di sektor formal seperti kantoran. Mindset ini harus kita ubah," pungkasnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris Eksekutif MRPTNI, Dr. Andi Ilham Makhmud mengatakan, MRPTNI telah melakukan berbagai upaya untuk bisa mendongkrak lahirnya entrepreneur baru dari kalangan mahasiswa. Dia menyebut, berbagai usulan telah mereka layangkan kepada kementrian sejak tahun 2017 terkait hal tersebut.

"Sebelum tahun 2017, jumlah entrepreneur masih di bawah 2 persen, saat ini sudah ada kenaikan, walaupun masih belum signifikan.  Dan akan terus kita dorong," kata dia.

Andi menerangkan, kegiatan ini punya tujuan untuk merumuskan kebijakan pelaksanaan Wirausaha Merdeka di Perguruan Tinggi. Yang nanti akan dikirimkan kepada pemerintah untuk menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan kedepan.

Andi menegaskan, upaya untuk mendorong lahirnya banyak wirausahawan baru ini harus diimbangi dengan bekal green economy, sehingga ketika kelak mereka menjadi pengusaha, mereka tidak malah menjadi pelaku kerusakan lingkungan.

"Entrepreneur ini berpotensi sebagai pelaku ekploitasi lingkungan. Sehingga hal ini juga harus kita cegah," pungkasnya.

Ketua Pelaksana Ihamuddin, S.Psi., MA menyampaikan, melalui kegiatan ini diharapkan adanya akselerasi pengembangan kewirausahaan mahasiswa, khususnya di PTN. Dengan mengambil tema "Masa Depan Kewirausahaan Hijau: Integrasi Al dan Model Bisnis Berkelanjutan", masing-masing perguruan tinggi diharapkan memiliki pont of view bahwa keberlanjutan sangat penting dalam kewirausahaan.

"Green Entrepreneurship menjadi dasar untuk bisnis berkelanjutan, namun kita juga harus melitat dari sudut pandang kecerdasan buatan juga. Bagaimana kita membangun kecerdasan buatan itu mampu mempercepat pergerakan bisnis secara umum, terlebih lagi pada bisnis green entrepreneurship ini," kata Ihamuddin. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES