Pemerintahan

Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Balita Stunting di Kota Batu

Kamis, 27 Februari 2025 - 10:16 | 36.43k
Dokter spesialis anak saat memeriksa salah satu baduta dalam pemeriksaan kesehatan gratis. (Muhammad Dhani Rahman/TIMESindonesia)
Dokter spesialis anak saat memeriksa salah satu baduta dalam pemeriksaan kesehatan gratis. (Muhammad Dhani Rahman/TIMESindonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATU – Kolaborasi menarik dibuat oleh Dinas Kesehatan Kota Batu dengan RS Karsa Husada Kota Batu dalam penanganan stunting di Kota Batu.

Dua lembaga ini menggelar pemeriksaan kesehatan gratis untuk Baduta (Bayi dibawah dua tahun) stunting di Kota Batu.

Advertisement

Kegiatan ini istimewa, karena Dinas Kesehatan dan RS Karsa Husada menyiapkan tim terbaiknya untuk melayani orang tua Baduta stunting. Di antara tim ini ada Dokter Spesialis, Dokter Umum, Ahli Gizi hingga psikolog. 

Tentu saja layanan pemeriksaan gratis untuk baduta stunting ini ditunggu-tunggu oleh orang tua baduta stunting, karena dalam kegiatan  ini mereka  bisa mengetahui kondisi kesehatannya sambil menambah pengetahuan pola asuh anak. 

Tidak heran ruangan edukasi, dimana ibu-ibu menunggu pemeriksaan kesehatan selalu penuh. Asih, bukan nama sebenarnya, Ibu muda berusia 22 tahun ini berada ditengah-tengah mereka.

Kepada TIMES Indonesia warga Kelurahan Temas ini bersyukur menjadi salah satu orang tua yang mendapatkan kesempatan memeriksakan kesehatan bayinya yang masih berusia 7 bulan secara gratis.

“Program ini sangat membantu sekali, saya bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan anak saya secara gratis. Selain itu saya mendapatkan banyak wawasan bagaimana menyiapkan gizi anak saya dengan memanfaatkan bahan makanan di sekitar kita,” ujar Asih.

Ditempat terpisah Kepala Bidang Pelayanan Medis RS Karsa Husada Kota Batu, dr Ferdinandus Stevanus Kakiay Sp PD menjelaskan bahwa Rumah Sakit Karsa Husada Batu yang merupakan rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang ada di Kota Batu menjalankan program kerja sama dengan Pemerintah Kota Batu.

Ferdinandus-Stevanus-Kakiay.jpgKepala Bidang Pelayanan Medis RS Karsa Husada Kota Batu, dr Ferdinandus Stevanus Kakiay Sp PD.

“Program penanganan stunting yang salah satunya pemeriksaan kesehatan gratis untuk balita stunting ini merupakan bentuk support kita kepada daerah yang sudah kita laksanakan sejak empat tahun yang lalu,” uar Ferdinan.

Bukan hanya menyiapkan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit, RS Karsa Husada juga mengadakan kunjungan ke rumah-rumah. Salah satunya rumah sakit ini memiliki balita stunting asuh sebanyak 10 pasien stunting dimana secara berkala RS Karsa Husada melakukan kunjungan rumah.

“Kami mem-follow up setiap bulannya, berupa melakukan pemeriksaan tinggi badan, status kesehatan, memeriksa pola makannya, gizinya terus bagaimana psikologinya, keadaan rumahnya. Nah untuk yang kali ini, ini sudah sekian kali kami dipercaya pemerintah Kota Batu untuk membantu program anak-anak stunting,” ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam ini.

RS Karsa Husada juga melaksanakan program kolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kota Batu dimana setiap tahun melakukan pemeriksaan kesehatan gratis untuk balita stunting. Pemeriksaan ini dilaksanakan satu tahun sekali dan sudah berjalan sejak empat tahun yang lalu.

“Tahun ini kita kolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kota Batu dengan melakukan pemeriksaan terhadap 286 anak stunting, setiap harinnya kita lakukan pelayanan sebanyak kurang lebih pada 20 anak,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan, kegiatan ini dilaksanakan oleh Tim Stunting RS Karsa Husada dimana didalamnya ada Dokter Spesialis Anak, Dokter Umum, PKRS (tim yang bertugas melakukan promosi kesehatan rumah sakit), Ahli Gizi dan Psikolog. 

Balita stunting yang diperiksa kesehatannya adalah balita yang didatangkan oleh Dinas Kesehatan Kota Batu. “Sebelum diperiksa kesehatannya, orang tua balita kita berikan edukasi. Edukasi tentang apa ? kita jelaskan apa itu stunting dan bagaimana, kemudian kami juga memberikan edukasi terkait makanan untuk orang tuanya. Jadi edukasi untuk orang tuanya agar bagaimana makanan apa yang sesuai untuk anak-anak tersebut. Lalu kemudian pola asuhnya bagaimana, itu kami berikan penjelasan di situ.Dan mungkin kami berikan salah satu contoh, misalkan contoh makanan untuk anak stunting yang menggunakan bahan makanan sekitar,” ujar Ferdinan.

Seperti edukasi yang diberikan hari ini (27/2/2025), tim memberikan edukasi bagaimana memanfaatkan Daun Kelor, daun yang banyak ditemukan disekitar rumah untuk diolah menjadi makanan yang disukai bayi stunting,” ujarnya. 

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk balita stunting meliputi pemeriksaan fisik, antropometri hingga tanya jawab dengan orang tua. Pemeriksaan fisik ini meliputi mengukur berat badan, tinggi badan, mengukur lingkar kepala, mengukur lingkar lengan hingga memeriksa tanda-tanda vital.

Lewat berbagai kegiatan ini tim bisa memastikan bahwa balita tersebut benar-benar balita stunting, bukan balita yang memiliki permasalahan gizi karena penyakit lain yang dideritanya.

Agar  penanganan stunting ini bisa berjalan maksimal, Ferdinan mendorong semua pihak untuk lebih gencar lagi melakukan penanganan mengingat balita yang dinyatakan stunting ini masuk dalam periode emas.

Ferdinan berpendapat bahwa jumlah anak stunting yang saat ini tertangani masih sedikit, masih banyak anak stunting yang belum terjaring. Salah satu penyebabnya adalah ketidak tahuan orang tua dan merasa anak balitanya sehat tidak masuk dalam kategori stunting atau mereka merasa malu karena anaknya masuk dalam kategori stunting.

“Karena stunting itu kan bukan saja milik, maaf ya, ekonomi lemah, yang ekonomi kuat pun bisa anaknya masuk kategori stunting,” ujarnya.

Ditempat terpisah Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Batu, Dokter Yuni Astuti menjelaskan bahwa kegiatan pemeriksaan kesehatan balita stunting ini merupakan program Dinas Kesehatan Kota Batu untuk mendukung percepatan angka penurunan stunting di kota Batu. 

“Kegiatan ini dilaksanakan  dalam rangka mendukung percepatan penanganan stunting. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan baduta stunting dan mengetahui apakah ada penyakit penyerta pada baduta stunting tersebut sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat, sekaligus untuk menegakkan diagnosa stunting bagi baduta pendek dan sangat pendek. Tahun ini jumlah sasaran Baduta yang diperiksa adalah 286 baduta,” ujar Yuni.

Dalam kegiatan ini menurut Yuni dilaksanakan beberapa skrining, antara lain skrining penyakit malnutrisi, ⁠skrining penyakit penyerta, ⁠pemeriksaan fisik, ⁠pemeriksaan penunjang jika diperlukan, ⁠pemberian terapi baik obat maupun PKMK, ⁠pemberian konseling dan ⁠pemberian rekomendasi.(D)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES