Pemerintahan

Cerita Bupati dan Wabup Probolinggo Ngantor di Sumber, Terabas Medan Terjal Hingga Terperosok Demi Sapa Warga

Rabu, 23 April 2025 - 10:48 | 75.11k
Gus Haris dan Ra Fahmi saat ngantor di Kecamatan Sumber. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Gus Haris dan Ra Fahmi saat ngantor di Kecamatan Sumber. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Agenda Bupati dan Wabup Probolinggo, Jatim, Gus Haris dan Ra Fahmi ngantor di kecamatan rupanya tak seperti yang dibayangkan. Bukan sekedar duduk manis di balik meja camat, melainkan menyapa masyarakat di kecamatan setempat.

Kegiatan yang masuk dalam deretan program 100 hari kerja Gus Haris-Ra Fahmi ini, diawali dari Kecamatan Sumber, Selasa (22/4/2025).  Sebuah wilayah yang berada di Pegunungan Tengger dan berbatasan dengan Lumajang.

Advertisement

Kecamatan yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Kantor Bupati Probolinggo ini, dipilih lantaran jarang dijamah dan diperhatikan oleh pemerintah dan pemimpin sebelumnya.

Gus-Haris-dan-Ra-Fahmi-b.jpg

Namun berbeda ketika masa kepemimpinan Gus Haris dan Ra Fahmi, wilayah di dataran tinggi ini justru menjadi objek pertama yang dikunjungi pertama kali usai dilantik.

Daerah yang berada di ketinggian 1.000 - 3.000 meter di atas permukaan laut ini ditaklukkan oleh kedua sejoli tersebut dengan mengendarai sepeda motor. Mereka juga didampingi oleh sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Probolinggo dan simpatisan.

Udara dingin menyelimuti dataran tinggi Kecamatan Sumber, ketika dua sosok bersahaja itu mengayunkan langkahnya dalam agenda “Ngantor di Kecamatan”. Namun, bagi mereka, “ngantor” tak sekadar duduk di balik meja atau berbicara dari podium. 

Ngantor, bagi Gus Haris dan Ra Fahmi, adalah menyapa, mendengar, dan merasakan langsung denyut kehidupan rakyatnya. Meski harus menembus kabut, hujan, dan jalanan curam.

Didampingi sejumlah pimpinan OPD dan simpatisan, keduanya melalui rute yang cukup memicu adrenalin. Mereka menelusuri jalan-jalan yang sempit dan licin. Medan ekstrem dengan tanjakan dan turunan tajam dilibas dengan motornya.

Gus Haris tak hanya menunggangi motor—ia juga menunggangi semangat. Di tiap titik perhentian, ia mengajak warga berdialog. Bukan pidato satu arah, melainkan percakapan dari hati ke hati. Di tengah pekat kabut dan dingin yang menusuk, suara warga ditampung dengan telinga yang terbuka dan hati yang hangat.

Namun, medan yang berat tak lantas membiarkan perjalanan mulus begitu saja. Di salah satu ruas jalan yang licin dan terjal, motor yang dikendarai Gus Haris bersama sang istri, Ning Marisa, tumbang. Sang pemimpin terjatuh. Begitu pula dengan sejumlah kendaraan lainnya.

Tapi bukan jatuh yang menghentikan langkah mereka, melainkan justru membakar tekadnya. Jatuh bukan alasan untuk berhenti, tapi alasan untuk melanjutkan dengan lebih sungguh.

Perjalanan yang dimulai sejak 06.30 WIB itu rupanya bisa sampai pada lokasi destinasi wisata P30 Desa Ledokombo. Wisata yang dikenal dengan negeri di atas awan itu berada di ketinggian 2.900 meter di atas permukaan laut.

Gus-Haris-dan-Ra-Fahmi-c.jpg

"Kami dengar langsung keresahan warga, keinginan warga untuk desa mereka. Akan kami wujudkan satu persatu dengan proses dan waktu. Mohon dukungannya," ungkap Gus Haris.

Langit gelap dan hujan deras tak jadi penghalang. Mereka tetap melanjutkan perjalanan. Gas motor terus ditarik, semangat terus menyala. Sampai malam menjelang, bahkan saat jam menunjukkan pukul 19.00 WIB, mereka tetap hadir di Desa Cepoko. 

Agenda tak dibatasi oleh waktu. Bagi Gus Haris dan Ra Fahmi, waktu hanyalah angka. Selama warga masih menanti, selama suara rakyat masih ingin didengar, mereka akan terus berjalan.

"Saya bersama Gus Bupati ingin bertemu langsung masyarakat Sumber dan mendengar harapan mereka. Kami bertekad untuk mewujudkan harapan warga Sumber. Mohon dukungan dan doanya," jelas Ra Fahmi.

Sepanjang perjalanan, warga berdiri di tepi jalan. Menanti. Menatap penuh harap. Ada yang menggenggam tangan anaknya, ada yang membawa payung di tengah gerimis, semua menunggu sosok dua pemimpin yang tak hanya memimpin dari atas, tetapi merangkul dari bawah.

Mereka berharap, lewat kehadiran Gus Haris dan Ra Fahmi, nasib yang selama ini tertahan di batas desa akan menemukan jalan menuju perubahan. Harapan yang lama terpendam kini menyembul bersama suara-suara yang akhirnya terdengar.

"Warga Sumber tetap berharap yang pertama yaitu soal perbaikan jalan. Sudah lama sekali jalan daerah ini dibiarkan begitu saja," jelas Monari, salah satu warga setempat. 

Hari itu, bukan sekadar kunjungan kerja. Tapi kisah tentang keberanian, ketulusan, dan kesungguhan seorang pemimpin yang benar-benar memilih untuk hadir. Bukan di panggung besar, tapi di gang-gang kecil dan jalan-jalan berlumpur tempat rakyatnya menanti. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES