Pemerintahan Info Haji 2025

Sistem Satu Data Kesehatan Jemaah Haji, Menjamin Layanan Medis yang Lebih Cepat dan Tepat

Rabu, 14 Mei 2025 - 15:59 | 4.71k
Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo. (Foto:Kemenag RI)
Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo. (Foto:Kemenag RI)
FOKUS

Info Haji 2025

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Untuk memastikan kondisi kesehatan jemaah haji tetap terpantau dengan baik selama ibadah, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mengimplementasikan sistem satu data kesehatan yang akan memantau jemaah haji Indonesia sejak keberangkatan hingga di Tanah Suci. Sistem ini akan menjadi bagian integral dari layanan medis haji yang lebih adaptif, responsif, dan personal.

“Sistem satu data kesehatan ini memungkinkan kami memantau kondisi jemaah secara real-time, mulai dari embarkasi hingga di Arab Saudi. Ini adalah transformasi besar dalam layanan haji yang memungkinkan intervensi medis lebih cepat dan tepat sasaran,” ujar Liliek Marhaendro Susilo, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Advertisement

Data Kesehatan Terkoneksi di Semua Level

Sistem satu data kesehatan ini mencakup rekam medis jemaah, catatan komorbid, hasil pemeriksaan kesehatan, hingga intervensi medis yang telah diberikan. Data ini terkoneksi antar tim kesehatan di kloter, sektor, dan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), memastikan setiap petugas dapat mengambil tindakan medis berbasis informasi yang akurat dan terkini.

“Melalui data ini, kami bisa menentukan siapa yang membutuhkan pemantauan ketat, siapa yang perlu dibatasi aktivitasnya, atau bahkan siapa yang perlu dirujuk ke fasilitas medis lebih lanjut,” jelas Liliek.

Pendekatan Kesehatan yang Terarah

Sistem ini juga memungkinkan pendekatan kesehatan yang lebih terarah dan efektif, sesuai dengan kondisi masing-masing jemaah. “Tidak semua jemaah memiliki risiko yang sama. Dengan satu data ini, kami bisa memberikan penanganan berbeda untuk jemaah sehat, komorbid, atau lansia,” tambahnya.

Siaga 24 Jam Menghadapi Tantangan Fisik di Arafah, Muzdalifah, dan Mina

Meski hingga saat ini kondisi kesehatan jemaah haji Indonesia relatif stabil, Liliek mengingatkan bahwa puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) akan menjadi tantangan besar secara fisik dan mental. Ia mengimbau jemaah untuk menjaga kebugaran, cukup istirahat, menghindari paparan panas berlebih, dan mematuhi arahan tim kesehatan.

“Layanan kesehatan kami siap 24 jam. Petugas di kloter, sektor, dan KKHI sudah dilengkapi dengan data dan peta risiko jemaah. Jadi, semua tindakan dapat diambil dengan lebih terukur dan cepat,” kata Liliek.

Vaksinasi untuk Pencegahan Penyakit Menular

Kementerian Kesehatan juga memastikan bahwa seluruh jemaah haji reguler telah menerima vaksin meningitis dan polio, sebagai langkah preventif terhadap penyakit menular. “Sebanyak 203.410 vaksin polio dan 211.751 vaksin meningitis telah disiapkan untuk jemaah. Vaksin polio tetap wajib, sesuai dengan ketegasan Menteri Kesehatan Arab Saudi saat berkunjung ke Indonesia,” ujar Liliek.

Komitmen Pemerintah untuk Kesehatan Jemaah Haji

Dengan dukungan teknologi dan sistem data yang terintegrasi, Pemerintah Indonesia berharap jemaah haji dapat menjalankan ibadah dengan aman, sehat, dan khusyuk. “Satu data bukan sekadar sistem. Ini adalah ikhtiar negara untuk menjaga keselamatan setiap jemaah,” pungkas Liliek.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES