Pemerintahan

Menteri Sosial Minta Seleksi Siswa Sekolah Rakyat Diperketat

Senin, 26 Mei 2025 - 11:24 | 9.00k
Mensos Siafullah Yusuf saat dialog dengan pilar sosial di Pendapa Dipayudha Adigraga Banjarnegara. (FOTO: Kominfo Banjarnegara for TIMES Indonesia)
Mensos Siafullah Yusuf saat dialog dengan pilar sosial di Pendapa Dipayudha Adigraga Banjarnegara. (FOTO: Kominfo Banjarnegara for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf menegaskan, untuk menghindari penyimpangan dalam rekrutmen siswa Sekolah Rakyat, seleksi calon siswa harus diperketat. Saifullah juga menekankan pentingnya keberanian memutus mata rantai kemiskinan melalui program tersebut. 

‎"Penerimaan siswa sekolah rakyat harus diperketat, jangan sampai ada korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Gunakan data tunggal, setelah itu dicek bersama di lapangan," tegas Saifullah saat bertemu dengan TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) dan PKH (Program Keluarga Harapan) Banjarnegara di Pendopo Dipayudha Adigraha , Minggu (25/5/2025).

Advertisement

‎Dengan menggunakan data tunggal kata Gus Ipul akan lebih fokus. "Jadi dengan begitu setiap tahun pemerintah bisa mengukur secara jelas berapa warga yang bisa kita entaskan, berapa keluarga yang bisa kita ajak untuk naik kelas,” jelasnya lagi.

‎Saifullah juga menekankan, dalam pengecekan data calon siswa Sekolah Rakyat nantinya juga harus melibatkan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), RT/RW, kepala desa atau lurah, kemudian juga ada kepala sentra, dan juga Badan Pusat Statistik (BPS).

‎"Jadi intinya memang kita tidak ingin ada KKN, ada karena kedekatan, tapi ini karena memang betul-betul data, Jadi kalau ada tidak layak kok masuk, itu mohon kita diberi informasi," lanjutnya

‎Bahkan masyarakat juga perlu ikut memeriksa dan memastikan bahwa yang di Sekolah Rakyat ini memang benar-benar yang masuk di dalam kriteria miskin dan miskin ekstrem.

‎"Kita mulai lihat satu per satu karena terus terang kita harus memastikan bahwa yang sekolah di sini adalah mereka yg berada di desil 1, mereka yang memang kalau dalam bahasa statistik masuk dalam kategori miskin dan miskin ekstrem," tambahnya.

‎Terkait dengan kuota siswa untuk sekolah rakyat, Ia mengatakan akan membatasi maksimal 100 siswa, namun tahun depan jika gedungnya sudah siap maka paling tidak ada 300 siswa, dari SD 100 siswa , SMP 100 siswa dan SMA 100 siswa.

‎Sementara itu Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana memberikan apresiasi kepada kementrian sosial yang telah melakukan gerakan cepat karena dalam tiga hari langsung melakukan kunjungan ke Kabupaten Banjarnegara.

‎“Kami mengucapkan terimakasih kepada kementrian sosial yang sudah datang ke Banjarnegara, ini setelah kita berkunjung ke pak Mensos, dalam 3 hari sudah datang ke Banjarnegara,” kata Amalia .

‎Ia mengatakan jika Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat kemiskinan yang tinggi di Jawa Tengah yaitu sebesar 14,17 persen dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 137.680 jiwa dari jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai 1.068.347 jiwa. 

‎Kunjungan Menteri Sosial baginya merupakan langkah awal untuk bisa selalu berada di tengah masyarakat yang membutuhkan.

‎“Memang tidak semua bisa kita jangkau, namun paling tidak kita bisa berada di tengah-tengah warga miskin di saat yang tepat,” katanya seraya meminta para ASN ikut peduli terhadap kemiskinan di Banjarnegara, terutama di sekitar tempat tinggal masing-masing.

‎“Minimal kita melihat tetangga rumah yang paling dekat dan ikut peduli jika memang ada warga miskin yang membutuhkan, karena sekali lagi untuk mewujudkan Banjarnegara yang maju dan sejahtera tidak mungkin bisa dilakukan tanpa ada dukungan dan semua elemen,” imbuh dr Amalia Desiana, Bupati Banjarnegara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES