
TIMESINDONESIA, MALANG – Beredarnya bahan ajar Taman Kanak-kanak yang memuat kata-kata berbau radikalisme beroleh kritik keras dari praktisi pendidikan usia dini di Kota Malang. Alih-alih kekerasan, pengajaran di taman kanak-kanak idealnya mengedepankan rasa empati.
Hal tersebut dikemukakan oleh Dra. Siti Aisah, kepala sekolah KBBA Restu 2 Malang, kepada MALANGTIMES.
Advertisement
Menurut wanita yang mengaku telah lebih dari dua puluh tahun mengajar Taman Kanak-kanak tersebut, dalam usia pra sekolah di kisaran 4-6 tahun anak-anak harus ditumbuhkan rasa kesetiakawanan sosialnya. “Mereka harusnya diajari rasa empati kepada teman, kepada orang yang lebih membutuhkan,” ujarnya.
Pendidikan taman kanak-kanak menurutnya bertujuan untuk menumbuhkan anak agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik.
Diberitakan sebelumnya, di sejumlah daerah telah beredar bahan ajar taman kanak-kanak yang dinilai berbau radikalisme bertajuk "Anak Islam Suka Membaca". Di dalamnya, termuat kata-kata seperti “jihad”, “sabotase” hingga “rela mati demi agama”. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Sumber | : = |