IKIP Budi Utomo Gratiskan Biaya Kuliah Bagi Anak Yatim

TIMESINDONESIA, MALANG – Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo (IBU) Malang, Jawa Timur memberikan program pendidikan tinggi gratis kepada anak yatim dan piatu yang diasuh panti asuhan.
"Kami berikan untuk anak-anak yatim dari berbagai panti asuhan yang berminat dan benar-benar ingin melanjutkan pendidikan tingginya," ujar Ketua Pengembang IKIP Budi Utomo Malang, Nurcholis Sunuyeko, Kamis, (30/6/2016).
Advertisement
Program pendidikan gratis untuk anak yatim dan piatu tersebut diberikan dengan kuota 20 persen dari jumlah keseluruhan mahasiswa baru tahun ajaran 2016 -2017 yang diterima, yakni sebanyak 1000 mahasiswa.
Nurcholis mengatakan, program tersebut sebenarnya bukan merupakan hal baru di IKIP Budi Utomo, hanya saja peruntukannya diubah.
"Kalau tahun-tahun lalu kuota 20 persen ini kami berikan kepada warga kurang mampu, sekarang kami coba berikan ke anak-anak yatim," ujarnya.
Lanjut Nurcholis tuturkan, anak-anak yatim yang mau melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi dan menjadi guru, IKIP Budi Utomo akan memfasilitasi hingga mereka lulus tanpa dipungut biaya sepeserpun.
"Sebenarnya mengentaskan anak-anak yatim dan kurang mampu untuk tetap bisa mengenyam pendidikan itu adalah tugas negara, tetapi kami sebagai warga negara, juga ingin berpartisipasi membantu mereka untuk mewujudkan keinginan dan cita-citanya tanpa harus membebani mereka dengan berbagai biaya," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya akan terus berupaya mencari calon-calon mahasiwa dari kalangan anak yatim dengan menggelar safari ke sejumlah panti asuhan, di samping memberikan bantuan kepada mereka.
"Tahun ini, kami memang mengubah program kami, kalau sebelumnya anak-anak yatim dari berbagai panti asuhan kami undang ke kampus, pada Ramadhan tahun ini kami yang mengunjungi mereka," ucapnya.
Safari ke panti asuhan tersebut, lanjutnya, juga sebagai wujud syukur kampus yang tetap menjadi pilihan calon mahasiswa yang ingin menekuni profesi pendidik. "Dari kuota 1.000 mahasiswa baru pada tahun ini, sekarang sudah lebih dari 700 yang mendaftar," kata Nurcholis.
Nurcholis mengakui bahwa kuota mahasiswa baru pada tahun akademik 2016-2017 menyusut dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun-tahun sebelumnya jumlah mahasiswa baru yang diterima sebanyak 1.500, tahun ini turun menjadi 1.000.
"Penyusutan jumlah mahasiswa baru ini semata-mata untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun lulusan, disamping menyesuaikan dengan rasio dosen dengan mahasiswa. Harapan kami kualitas lulusan kami bisa jauh lebih baik lagi," katanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : Antara News |