Pendidikan Universitas Islam Malang

Unisma-TIMES Indonesia Kerjasama Ketahanan Informasi

Rabu, 14 Desember 2016 - 11:29 | 58.00k
MoU ketahanan informasi antara TIMES Indonesia dan Unisma di kampus Unisma. (foto: Juli/TIMES indonesia)
MoU ketahanan informasi antara TIMES Indonesia dan Unisma di kampus Unisma. (foto: Juli/TIMES indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas Islam Malang (Unisma) dan TIMES Indonesia Network (TIN) bekerja sama dalam membentuk Gugus Ketahanan Informasi Nasional (KIN). Gugus KIN ini akan dipusatkan di Unisma dengan fokus bidang pendidikan dan riset informasi.

Penandatanganan MoU dilaksanakan di Kampus Unisma Jl MT Haryono Malang, Jawa Timur, beberapa saat lalu (14/12/2016) antara Rektor Unisma Prof Dr Maskuri Bakri dan CEO TIMES Indonesia Khoirul Anwar. Hadir dalam MoU itu Wakil Rektor 1 Bidang Kerjasama Unisma Prof Junaidi Mistar MPd PhD, pejabat teras Unisma, dan direksi TIMES Indonesia.  

Advertisement

BACA JUGA: Jadi Laboratorium Informasi Positif Pendidikan Tinggi

Gugus KIN di Unisma ini selain sebagai tempat untuk memproduksi informasi positif, juga sebagai tempat riset informasi. Baik untuk lingkungan Unisma sendiri maupun kepentingan informasi nasional secara umum.

’’Kami sangat senang dan menyambut baik. Ketahanan informasi ini sebagai bagian dari belanegara dan nasionalisme dalam bidang informasi. Unisma sebagai perguruan tinggi NU selalu mengedepankan NKRI harga mati,’’ ucap Prof Junaidi.

Hal serupa juga disampaikan oleh Khoirul Anwar. Menurutnya, ketahanan informasi bidang pendidikan ini menjadi sangat penting untuk turut mewarnai informasi positif di Indonesia. Kecenderungan informasi tentang Indonesia saat ini mengarah ke tren negatif.

Kekerasan, asusila, narkoba, intrik, bahkan fitnah telah menjadi konsumsi masyarakat sehari-hari. Dalam kondisi seperti ini, saatnya perguruan tinggi tampil untuk turut menyajikan informasi positif untuk konsumsi masyarakat.

’’Kampus inilah yang bisa menjadi penyeimbang. Menyampaikan informasi positif sebanyak-banyaknya untuk mencegah publik selalu mendapat informasi negatif. Karena asupan informasi negatif ini bisa membikin publik sakit. Saat publik sakit inilah daya tahan publik terhadap informasi jadi lemah, sehingga mudah diadu domba dan saling fitnah. Dampaknya, Indonesia akan negatif di mata dunia. Dari Unisma inilah kami ingin memulai membangun ketahanan informasi di bidang pendidikan ini,’’ papar Anwar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES