Karya dari Limbah Pertanian Bawa Empat Mahasiswa UB Ke Belanda

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Empat mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) menjadi delegasi Indonesia dalam kompetisi Thought For Food 2017 yang akan diselengggarakan di Amsterdam, Belanda, Mei mendatang.
Mereka akan berkompetisi dengan sembilan negara lainnya. Seperti Amerika Serikat, Malaysia, Prancis, Inggris dan India.
Advertisement
Mereka adalah Himawan Auladana, Rizki Septian C.K, Rulyawan Ediwasito, dan Elyda Amelia Noor dengan bimbingan Irnia Nurika STP MP PhD yang menggagas bahan alternatif pengganti vanila sintetis.
Keempat mahasiswa itu membuat alternatif pangan pengganti vanila sintetis yang terbuat dari limbah pertanian, seperti serabut kelapa, jerami dan kulit kakao. Karya mereka ini disebut Ligno Flava.
Salah satu anggota, Elyda, menjelaskan, ide awal terciptanya karya ini karena vanilin yang merupakan senyawa fenolik dari tumbuhan vanila memiliki harga yang mahal. Namun kegunaannya sangat tinggi, digunakan untuk industri kecantikan dan kuliner.
"Ligno Flava merupakan alternatif vanila pod. Vanila merupakan zat tambahan pangan yang banyak digunakan. Kebutuhannya juga tinggi dan tumbuhannya sendiri harganya mahal. Sehingga yang ada di pasaran adalah vanila sintetis," kata dia saat berbincang dengan wartawan di ruang konferensi pers, rektorat UB lantai 1, Selasa (4/4/2017).
Karya ini dihasilkan melalui senyawa lignin yang didapat setelah memfermentasikan jamur Serpula Lacrymans dengan komposisi 20 persen dari berat bahan.
"Fungsinya, memecah kandungan lignocelulosa pada sabut kelapa, cangkang coklat dan jerami," imbuh dia.
Berdasarkan hasil penelitian mereka, lanjut dia, senyawa lignin paling banyak didapat pada sabut kelapa, yakni 30 persen. Alasan pemilihan sabut kelapa, karena banyak terdapat di Indonesia.
"Lignin yang dipecah ini kemudian dimodifikasi menjadi vanilin," jelasnya.
Ligno Flava dapat disebut sebagai produk vanilin yang ramah lingkungan dan hemat energi.
"Kami percaya Ligno Flava sebagai vanilin alami dapat menjadi salah satu bahan tambahan pangan terbaru yang dapat meningkatkan rasa namun tidak mengancam kesehatan," tegas anggota yang lain, Rizky. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Ahmad Sukmana |