Pendidikan

Kebhinekaan Dalam Haflah Akhirusanah Madrasah Tertua di Banyuwangi

Senin, 22 Mei 2017 - 13:52 | 93.86k
Suasana perayaan Haflah Akhirusanah Madrasah tertua di Banyuwangi, MI An Najahiyyah, Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Suasana perayaan Haflah Akhirusanah Madrasah tertua di Banyuwangi, MI An Najahiyyah, Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kemeriahan selalu mewarnai kegiatan Haflah Akhirusanah (perayaan masa akhir pembelajaran), di madarasah tertua di Banyuwangi, Jawa Timur. Yakni Madrasah Ibtida’iyah (MI) An Najahiyyah, Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat.

Seperti tradisi turun temurun, MI yang berdiri bebarengan dengan pembentukan Nahdlatul Ulama (NU) tahun 1926, menggelar perayaan dengan karnaval keliling kampung. Ratusan siswa, alumni dan masyarakat sekitar turut ambil bagian dengan busana berbeda-beda sebagai penggambaran Kebhinekaan. Mulai dari adat istiadat hingga berbagai jenis profesi yang ada di Indonesia.

Advertisement

Tak ketinggalan, kelompok drumb band siswa, patrol dan hadrah kuntulan juga ikut ambil bagian. Makin semarak, sejumlah siswa juga berdandan ala raja dan putri dengan menunggangi kereta yang dihias berwarna-warni. Kehadiran ribuan warga sekitar yang membanjiri sepanjang lintasan menambah kemeriahan acara.

“Awalnya, karnaval hanya diikuti para siswa, namun dengan berjalannya waktu, masyarakat merasa ikut memiliki tradisi Haflah Akhirusanah ini dan ikut menjadi peserta karnaval,” ucap Musta’in Taufik, Ketua Yayasan An Najahiyyah, selaku lembaga yang menaungi MI An Najahiyyah, Desa Pakistaji, Senin (22/5/2017).

Selain sebagai penanda akhir masa pembelajaran, kegiatan Haflah Akhirusanah ini sengaja digelar guna menanamkan rasa menghargai pada Kebhinekaan pada siswa dan masyarakat setempat. Dengan begitu diharapkan, mereka tidak akan mudah terpengaruh pada paham radikal atau menyesatkan yang belakangan gencar muncul di Indonesia.

“Terutama para siswa, penting untuk memahami tentang perbedaan, sehingga kedepan mereka bisa menjadi generasi penerus bangsa yang Islami dan patriotik,” ungkap Wahyu Hadi Martanto S Pd.

Bukan hanya karnaval, Haflah Akhirusanah MI tertua di Bumi Blambangan ini juga diisi berbagai kegiatan Islami. Mulai dari lomba membaca Al Quran, Qiroah dan lainya.

Sekadar diketahui, MI An Najahiyyah, awalnya berbentuk pondok pesantren. Namun dengan berkembangnya dunia pendidikan, Yayasan merubah menjadi Madarasah. Tapi dengan tetap menerapkan pembelajaran ala pondok pesantren. Maka jangan heran, Akreditasi A melekat pada sekolah ini, termasuk segudang prestasi dalam keagamaan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES