Pendidikan

Pelajar dan PNS di Blitar Dapat Batik Motif Koi dan Kendang Gratis

Sabtu, 20 Januari 2018 - 08:29 | 229.42k
Seragam batik motif kendang dan koi yang dipakai pelajar Kota Blitar. (FOTO: Nana Ariani/TIMES Indonesia)
Seragam batik motif kendang dan koi yang dipakai pelajar Kota Blitar. (FOTO: Nana Ariani/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BLITAR – Batik dengan motif ikan koi dan kendang menjadi maskot Kota Blitar. Kombinasi kedua motif ini, biasanya menyatu dalam satu ragam batik. Untuk mengembangkan batik khas Kota Blitar ini, Pemkot membagikan gratis kain batik ini bagi para PNS dan pelajar. Seragam batik ini dipakai tiap hari Rabu dan Kamis.

Seorang ibu rumah tangga, Linda Kusuma (38) yang mempunyai dua putra SD menyambut positif kebijakan Pemkot Blitar ini. Warga Bendogerit, Sananwetan Kota Blitar mengaku ikut bangga dengan hadirnya batik khas Blitar.

Advertisement

"Anak saya SD dua. Sejak tahun 2010 lalu dapat seragam batik berupa kain. Gratis diberikan oleh Pemkot Blitar, sekalian ongkos jahitnya Rp 225 ribu untuk atasan dan bawahan," kata Linda ditemui saat mengantar putranya ke sekolah, Sabtu (20/1/2018). 

Seragam batik bagi pelajar dan PNS Kota Blitar ini tidak dijual bebas. Bahkan koperasi sekolahpun tidak menyediakan nya. Untuk siswa SD dasar batik berwarna abu-abu. Sedangkan untuk siswa SMP warna dasarnya hijau, dan merah untuk seragam SMA.

"Kalau untuk pelajar dipakai tiap hari Rabu dan Kamis. Saya ikut bangganya, kalau ada pelajar yang mewakili Blitar keluar kota, dengan pakai batik itu sudah kelihatan Blitar nya," kata Linda.

Dinas Perdagangan Pemkot Blitarpun punya cara tersendiri untuk menggalakkan potensi daerahnya ini

"Sebagai upaya mengembangkan dan mengenalkan batik Kota Blitar ini, Pemkot mewajibkan para PNS memakainya sebagai seragam tiap hari Kamis," jelas Kabid Pengawasan Perdagangan dan Perindustrian Disperindag Kota Blitar, Agus Sulistyorini ditemui usai senam pagi bersama di Aloon Aloon Kota Blitar, Sabtu (20/1/2018).

Menurut Rini, sebenarnya motif ikan koi dan kendang itu belum dipatenkan. 

"Tahun 2018 mendatang, kami gelar lomba design batik untuk menyempurnakan design ikan koi dan kendang yang sudah ada selama ini. Baru setelah itu akan kami patenkan," ungkapnya.

Sebanyak 24 label yang melibatkan sekitar 100 perajin batik,  berkembang di Kota Blitar. Mereka mulai variatif dalam memproduksi batik khas Blitar, seperti mulai membuat batik tulis, jumput dan cetak. Pewarnanyapun mulai bergeser ke pewarna alami yang didapat dari Solo. Batik khas Blitar, telah dibeli pelanggan dari berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Kalimantan dan Papua. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES