Pendidikan

Inovatif, Lamongan Punya Aplikasi Belajar Berhitung

Senin, 05 Februari 2018 - 12:14 | 39.49k
Guru SMK Muhammadiyah 1 Lamongan, M. Ali Alfian, menunjukkan aplikasi Si CECE Berhitung hasil kreasinya, Senin, (5/2/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Guru SMK Muhammadiyah 1 Lamongan, M. Ali Alfian, menunjukkan aplikasi Si CECE Berhitung hasil kreasinya, Senin, (5/2/2018). (FOTO: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Di era digital ini, berbagai macam kegiatan bisa berhubungan langsung dengan dunia maya, bahkan yang sedang menjamur di kalangan pelajar saat ini-Game Online.

Dari peminat yang beragam atas maraknya berbagai pengalaman menjajal game online, anak-anak, dan pelajar, memainkan game online seolah sudah menjadi bagian dari aktivitasnya.

Advertisement

Meski memang ada sisi positifnya, tetapi sisi positif, berbanding terbalik dengan sisi negatifnya. Dari segi positif, game online memang bisa melatih pola berfikir, reflek, dan pengembangan strategi.

Padahal di zaman digital seperti sekarang ini, tanpa di sadari, kecanduan terhadap game online (game online addiction) didefinisikan sebagai perilaku kompulsif.

Banyak anak lebih memilih menghabiskan waktunya dengan bermain game online. Mereka sudah bisa dikategorikan kecanduan, daripada berinteraksi secara langsung dengan teman-temannya.

Segi negatif lainnya, game online tak hanya sekedar mengganggu kehidupan normal dan menyebabkan stres, tetapi efek dominonya, anak-anak yang kecanduan, waktu belajar akan terganggu karena waktunya lebih banyak untuk game online yang seringkali tidak disadari orang tua.

Nah, berawal dari keprihatinan atas game online addiction yang melanda anak-anak usia sekolah yang bisa mengganggu masa depan mereka, seorang guru asal Lamongan, menciptakan sebuah game online aplikadi berhitung.

“Pada awalnya kenapa saya membuat game aplikasi berhitung ini soalnya saya lihat anak-anak sekarang itu, pelajar banyak yang mobile legend, game ini supaya untuk mengalihkan mereka dari game yang tidak bermanfaat,” tutur M. Ali Alfian, Guru SMK Muhammadiyah 1 Lamongan, Senin, (5/2/2018).

Menurutnya, game lebih bermanfaat dibanding berbagai game yang beredar di dunia maya yang diberinya nama Si CECE. “Maka saya mencoba membuat game yang lebih bermanfaat untuk mereka, contohnya ini Si CECE berhitung,” kata Alfian.

SI-CECE-BERHITUNG.ARDIYANTO.jpg

Alfian menjelaskan, Si CECE yang merupakan akronim dari “aplikasi cepat cermat berhitung” tersebut dapat bermanfaat untuk pelajar di sejua tingkatan. “Manfaatnya untuk game inu untuk pelajar mulai dari SD sampai SMA pokoknya yang sudah bisa penjumlahan, pengurangan sama perkalian, jadi menambah kemampuan hitungnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan, aplikasi Si CECE ini juga membuat para penggunanya untuk meningkatkan kosentrasi selama memainkannya. “Ini diantaranya untuk membantu meningkatkan kecepatan dan fokus,” ucap Alvian.

Manfaat lainnya, kata Alvian, game berhitung ini bisa juga dipakai untuk berkompetisi antar siswa. “Sebenarnya ini sangat bermanfaat apalagi kalau dipakai antar teman, banyak-banyakan, karena nanti ini skor terbaiknya di save,” katanya.

Untuk cara mainnya, sambung Alvian, ada multiple choice atau pilihan ganda dalam setiap soal yang disajikan Si CECE. “Langsung dijawab tapi waktunya hanya tiga detik, semakin lama nanti ada penjumlahan pengurangan juga, sampai ada perkalian,” ujarnya.

Alvian mengaku, game Si CECE ini mudah-mudah namun susah. “Kadang salah pencet, kadang waktunya kurang makanya harus fokus sama cepat dan cermat tadi, karena waktunya cuma 3 detik,” ucapnya.

Lebih jauh Alvian mengungkapkan, untuk proses pembuatannya Si CECE, dibutuhkan waktu kurang lebih satu bulan. Proses pembuatannya, ada tiga tahap, yang pertama storyboard membuat jalan cerita, membuat karakter atau desain, yang ketiga membuat game engine biasanya sama membuat konselor.

Atas inovasinya membuat game online Si CECE, Ia dinobatkan sebagai Kontributor Konten m-edukasi oleh Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan (BPMPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setelah mengikuti lomba Mobile Kihajar.

“Beberapa aplikasi yang bagus itu ada yang diambil BPMP untuk dijadikan aplikasi mereka. Aplikasi yang saya kirim Si CECE berhitungnya dijadikan kontributor konten. Jadi artinya si cc ini sudah dimiliki sana,” ucap Alvian.

Setelah berkontribusi sebagai kontributor konten BPMPK, ke depan, Alvian berharap bisa bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Lamongan untuk mengembangkan atau memaksimalkan pendidikan berbasis gawai atau online.

“Nah sekarang hampir semua anak-anak Lamongan itu baik itu dari SMP, SD itu sudah mempunyai smartphone kenapa kita tidak sediakan kontennya misalnya untuk belajar berhitung, belajar geografi kita bisa membuat itu. Jadi Lamongan bisa membuat yang pertama untuk Android itu kan keren,” tutur Alvian. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES