Mahasiswa Uwika Surabaya Boyong Juara di 17th Chinese Bridge Competition

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sebuah prestasi membanggakan ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya dalam ajang 17th Chinese Bridge Competition untuk babak penyisihan wilayah Provinsi Jawa Timur (East Java Preliminary Round), Minggu (29/4/2018).
Prestasi itu datang ketika juri menetapkan Maitri Dhammayanti Chandrika mahasiswa Uwika sebagai pemenang pertama 17th Chinese Bridge Competition babak penyisihan East Java Preliminary Round.
Advertisement
Adapun 2 mahasiswa Uwika lainnya yakni Angela Natasya Kusuma menyabet posisi juara III dan Marselinus Edward Tandoyo sebagai juara favorit. Berikutnya, Maitri akan mengikuti kompetisi serupa tingkat Nasional yang akan diadakan di Jakarta pada akhir Mei 2018.
Kompetisi tingkat nasional ini nantinya akan mengambil yang terbaik dari yang terbaik untuk mewakili Indonesia pada 17th Chinese Bridge Competition tingkat dunia yang akan diadakan di Changsha City, Hunan - Tiongkok pada bulan Juli 2018 mendatang.
“Upaya kami mendatangkan dosen native sebagai kekuatan baru melalui kerjasama dengan Confucius Institute benar-benar sangat membuahkan hasil dan terbukti dengan diboyongnya juara pada hari ini,” terang Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si. rektor Uwika.
Beliau menyatakan, bahwa ini juga merupakan keseriusan Uwika untuk memperkuat prodi Pendidikan Bahasa Mandarin di Fakultas Sastra dan Pendidikan Bahasa Uwika, serta upaya menjawab kebutuhan bursa kerja demi terciptanya profesional yang juga dibekali kemampuan bahasa Mandarin.
“Tentunya ini juga merupakan usaha yang keras dan serius dari para mahasiswa yang telah unjuk gigi dalam kompetisi ini, kami benar- benar menyaring secara internal dengan ketat bagi para mahasiswa yang ingin berpartisipasi pada kompetisi ini,” sambungnya.
Oeng Peter Leonardus selaku kepala program studi Pendidikan Bahasa Mandarin menambahkan, bahwa kompetisi yang digawangi oleh Confucius Institute ini merupakan ajang bergengsi yang juga melibatkan masyarakat dunia.
Kompetisi ini juga bukti bahwa kebutuhan akan penguasaan bahasa Mandarin tidak hanya di Indonesia saja, namun juga telah menyebar ke seluruh penjuru dunia.
“Bersama dosen native kami menyaksikan betul suasana kompetisi yang ketat diantara 34 mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta se-Jawa Timur dalam 17th Chinese Bridge Competition ini,” papar Oeng Peter.
Kompetisi 17th Chinese Bridge Competition digelar selama 2 hari sejak hari Sabtu 28 April 2018 di kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Peserta mengikuti serangkaian penilaian pidato, tes tulis, dan tes bakat. Juri dan audience menjadi riuh ketika masuk uji bakat dan Maitri menampilkan bakat unik menyanyi dengan 2 karakter wajah (laki-laki dan perempuan). (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |