Top, Siswa di Lamongan Olah Limbah Pepaya Jadi Energi Listrik
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Limbah kulit pepaya yang selama ini dianggap sampah, ternyata di tangan sejumlah siswa yang tergabung dalam Tim Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Muhammadiyah 1 Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur bisa berubah menjadi energi listrik.
Adalah Alfina Umi Maghfiroh kelas XII IPA2, Dewi Satta kelas XII IPA-3, Novita Febrianti kelas XII IPA-1 dari SMA Muhammadiyah 1 Babat yang menemukan inovasi tersebut. Bahkan, penemuan itu mengantarkan mereka meraih peringkat 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat Nasional, di IPB Bogor beberapa waktu lalu.
Dewi, membeberkan memanfaatkan limbah kulit pepaya menjadi sumber energi ini, berawal dari banyaknya limbah kulit pepaya yang berserakan di pasar yang tidak termanfaatkan dengan baik
"Kita melihat lingkungan di sekitar kita, karena banyaknya limbah yang kurang termanfaatkan dan menyebabkan pencemaran," kata Dewi, Minggu, (23/9/2018).
Nah, untuk dapat mengubah limbah kulit pepaya menjadi sumber tenaga listrik, dikatakan Dewi, dan teman-temannya, menerapkan prinsip seperti baterai.
"Jadi bentuk wadahnya juga mirip seperti baterai, kemudian kita kasih pengganti karbon berupa spiral dari tembaga," ucapnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan,s etelah wadah disiapkan, selanjutnya kulit buah pepaya yang didapatkan dari limbah pasar tersebut dihaluskan hingga menyerupai bubur, kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang telah disediakan.
Menurut Dewi, bubur kulit pepaya ini berfungsi sebagai pengganti bubuk karbon pada baterai, yang selama ini sebenarnya sangat berbahaya bagi lingkungan.
"Kulit pepaya mengandung asam yang berupa elektrolit sehingga mampu menghasilkan listrik, dan tanpa bahan kimia," ujar Dewi.
Dewi mengaku, untuk dapat menyelesaikan temuan baru tersebut, Ia bersama dua temannya membutuhkan waktu penelitian kurang lebih selama 3 bulan.
"Harapannya bisa membuat karya yang lebih baik lagi untuk sekolah kita SMA Muhammadiyah 1 Babat, dan juga untuk diri kami pribadi. Sesuai motto sekolah kami yaitu hobi berkarya, tradisi juara, raih pahala," katanya.
Sementara Emzita Taufiq, pembina KIR SMA Muhammadiyah 1 Babat, berharap produk siswanya tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk baterai-baterai, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.
"Cuma kendalanya kita belum bisa menemukan bentuk wadah yang pas, atau belum bisa produksi tempat baterainya itu secara banyak," katanya memberikan penjelasan kendala yang dihadapi dari hasil pengolahan limbah kulit pepaya yang diubah menjadi energi listrik Tim Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Muhammadiyah 1 Babat, Kabupaten Lamongan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Lamongan |