Peneliti ITB Temukan Alat Pendeteksi Badai Gurun, Arab Saudi Berminat

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Dosen ITB (Institut Teknologi Bandung) Dr. Armi Susandi menemukan alat pendeteksi badai gurun pasir.
Aplikasi bernama Hidrometeorological Hazard Early Warning System (H-HEWS ini, baru saja dipamerkan dalam Festival ke-33 Janadriyah di Riyadh, Arab Saudi.
Advertisement
Bencana badai yang kerap terjadi di Arab Saudi belakangan ini telah menimbulkan dampak kerugian materi dan jiwa yang cukup besar. Sistem tersebut dapat memberikan informasi prediksi badai pasir, gelombang panas, hujan lebat dan cuaca ekstrem lainnya dengan tingkat keakuratan mencapai 85 persen.
"Sistem tersebut bisa memprediksi tiga hari ke depan per tiga jam," ungkap Armi seperti disitat TIMES Indonesia dari laman ITB, Kamis (24/1/2019).
Menurut Armi, saat ini aplikasi baru bisa dioperasikan lewat website (komputer), pengembangan selanjutnya akan dibuat aplikasi khusus yang bisa digunakan di android dan iOS.
"Melalui aplikasi tersebut, ITB membuka peluang kerjasama dengan Arab Saudi dalam penerapan pengaplikasiannya," ujarnya.
Saat ini, kata Armi, aplikasi tersebut sedang dalam proses paten HAKI. Meskipun yang dipamerkan masih berupa prototipe, namun menurut Armi, sudah berfungsi 80 persen. Bahkan saat pameran, sudah diuji coba langsung.
"Sistem ini dirancang untuk digabung dengan data lainnya. Misalnya data kependudukan, data rumah sakit, data sungai, data rumah, jalan, dll. Ini produk ITB dan kita membangunnya hanya dua minggu sebelum festival ini," katanya.
Fitur utama dalam sistem tersebut adalah memprediksi temperatur, curah hujan, arah dan kecepatan angin, kelembaban, dan tekanan udara. Serta fitur warning bencana untuk potensi bencana badai pasir, angin kencang, gelombang panas, dan hujan lebat.
Armi menjelaskan, nilai plus dari sistem yang dibuat adalah sudah memakai bahasa arab. Sehingga memudahkan orang Arab untuk menggunakannya.
"Kenapa kita buatkan khusus, sebab demi mewujudukan ITB sebagai entrepreneurial university, menghilirkan produk teknologi kita sehingga dipakai oleh masyarakat," kata Armi.
Aplikasi tersebut dapat memprediksi badai dengan menggunakan satelit. Namun nanti akan dikombinasikan dengan data lapangan setelah kerjasama terjalin.
Menurutnya, aplikasi tersebut memiliki tingkat keakurat sangat baik karena daerah Arab Saudi tidak banyak memiliki gunung dan lembah.
"Prediksi di wilayah padang pasir itu lebih gampang daripada di wilayah kepulauan. Bahkan alatnya itu pun bisa dikembangkan dengan sampai akurasi per kilometer. Namun perlu server yang lebih besar. Tergantung nanti permintaan dari Arab Saudi," ucap Dosen ITB (Institut Teknologi Bandung) Dr. Armi Susandi penemu alat pendeteksi badai gurun pasir. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Bandung |