Pendidikan

Puspar UGM Dorong Pengelola Wujudkan Destinasi Wisata Ramah Lansia

Selasa, 26 Februari 2019 - 22:14 | 71.09k
Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Dr Dyah Widiyastuti. (FOTO: Humas UGM/TIMES Indonesia)
Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Dr Dyah Widiyastuti. (FOTO: Humas UGM/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Keindahan obyek wisata Indonesia menarik wisatawan. Hanya, kebanyakan destinasi wisata belum ramah terhadap wisatawan lanjut usia (lansia). Nah, untuk memanjakan wisatawan lansia, Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada (Puspar UGM) mendorong para pengelola memperhatikan akses bagi pengunjung lansia.

“Kalangan lansia yang berwisata berbeda dengan wisatawan pada umumnya. Keinginan wisatawan lansia lebih banyak karena ingin berkumpul bersama dengan orang lain baik bersama keluarga maupun teman komunitas,” kata peneliti Puspar UGM, Dr Dyah Widiyastuti, Selasa (26/2/2019).  

Advertisement

Dyah menambahkan, pengunjung lansia biasanya datang bersama dengan anggota keluarga, seperti anak, menantu, dan cucu. Bahkan, para lansia sering ikut berwisata dengan para komunitas.

Hasil penelitiannya menyebutkan, para lansia yang berwisata kebanyakan melakukan delapan aktivitas yaitu duduk, jalan, ngobrol, makan, membaca, mengasuh cucu, berfoto ria, dan menikmati lingkungan. 

“Mereka cenderung melakukan kegiatan pasif dengan aktifitas yang dilakukan menyesuaikan ketersediaan fasilitas yang ada di objek wisata yang dikunjungi,” papar dosen Fakultas Geografi UGM ini.

Karena itu, ia meminta ruang destinasi wisata menyediakan media atraksi berupa ruang terbuka, walking track, dan konektivitas dengan masa lalu. Kemudian, aksesibilitas berupa tempat parkir dan dropzone, zona untuk sepeda, andong, bus, mobil, rest area dan jalur pejalan kaki yang landai dan rindang.

Untuk amenitas, diperlukan restoran terbuka dengan sajian makanan sehat, tempat duduk yang terlindung, toko cinderamata yang berhubungan dengan masa lalu dan tersedinya klinik terdekat.

“Pengelola juga perlu menugaskan petugas yang ramah dan membantu para wisatawan lansia,” jelas Dyah.

Sementara itu, pengurus Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Yogyakarta, Feriawan Agung Nugroho mengatakan, setiap tahun lembaganya menggelar kegiatan wisata bagi anggota balai.

“Kita mengajak 130 orang lansia dengan lebih 50 orang pendamping. Kadang Satu pendamping untuk lima orang,” kata Agung.

Dari pengalamannya mengajak anggota lansia piknik ke lokasi wisata. Mereka mengalami hambatan ketika tiba di area parkir dan dropzone yang jauh dari loket dan objek wisata. Sehingga, para lansia harus berjalan jauh. Padahal, kondisi fisik mereka kurang mendukung.

“Lokasi wisata yang paling mudah aksesnya, ya ke pantai,” papar Agung.

Selain itu, kamar kecil yang ada di obyek wisata tidak ramah lansia. Bahkan, tidak ada sandaran kursi bagi lansia selama berada di objek wisata. “Sebelumnya, kita survei lokasi wisata yang landai, tidak banyak sandungan dan butuh pendopo atau rest area untuk buat acara kumpul. Tetapi, nyaris penyedia wisata tidak sediakan ini,” ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES