Mahasiswa Jepang Membatik Bunga Sakura dan Daun Keluwih di Ubaya

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Universitas Surabaya atau Ubaya, mengajak 20 mahasiswa Universitas Tokai, Jepang belajar membatik motif bunga sakura - keluwih, Rabu (27/2/2019).
Mereka adalah mahasiswa yang tergabung dalam program The Student Workshops on Global Business in 2019 yang diselenggarakan oleh Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya.
Advertisement
Pemilihan motif bunga sakura dan keluwih mencerminkan cultural exchange antara Indonesia dan Jepang. Bunga Sakura merupakan simbol penting bagi masyarakat Jepang yang dinobatkan sebagai bunga nasional.
Sedangkan keluwih adalah salah satu tanaman asli di Indonesia yang juga digunakan sebagai logo Ubaya. Daun keluwih melambangkan cita-cita berilmu tinggi.
Mahasiswa Jepang diajak untuk belajar membatik dari awal proses mencanting hingga teknik pewarnaan. Awalnya, mahasiswa Universitas Tokai Jepang menerima penjelasan mengenai bahan serta alat yang digunakan selama proses membatik.
Selanjutnya proses mencanting pada kain dengan mengikuti pola bunga sakura – keluwih. Proses terakhir adalah proses pewarnaan. Teknik pewarnaan pada proses membatik menggunakan tiga warna primer yaitu merah, kuning, dan biru.
Menurut Ninik Juniati, S.Pd., M.Pd. selaku pendamping sekaligus dosen Fakultas Industri Kreatif, teknik pewarnaan pada batik cukup beragam seperti natural dyeing, chemical dyeing, atau wax-resist dyeing.
Kegiatan Batik Painting ini merupakan satu dari serangkaian program The International Student Workshops on Global Business in 2019.
“Kolaborasi dengan budaya dan negara berbeda itu tidak mudah. Saya berharap dengan adanya kegiatan ini menjadi wadah bagi untuk menumbuhkan cultural intelegence, kita harus aware dengan kebiasaan, culture, norma, dan gaya. Jadi dengan diselenggarakan kegiatan ini tidak hanya berpaku pada profit oriented atau ekspansi tapi butuh mutual understanding yang sejalan dengan misi Ubaya yaitu multiculture dan crossculture,” ungkap Aluisius Hery Pratono S.E., M.D.M., Ph.D. selaku ketua penyelenggara.
Hiroshi Nakagawa, Ed.D. selaku salah satu pengajar Universitas Tokai Jepang yang ikut berpartisipasi menuturkan, bahwa program ini bagus untuk meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri mahasiswa Jepang dalam mengenal budaya dan lingkungan baru.
“Selain belajar budaya, mahasiswa Jepang bisa belajar untuk lebih berani dan tidak menjadi malu jika bertemu orang baru,” ujar Hiroshi saat dijumpai di Ubaya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Surabaya |