Pendidikan

Dosen Perikanan UNU Purwokerto Berbagi Ilmu Pembuatan Pakan Ikan kepada Peternak

Selasa, 19 Maret 2019 - 11:24 | 191.05k
Dosen Ilmu Perikanan UNU Purwokerto berforto bersama dengan peserta pelatihan formulasi pakan ternak. (foto: Any Kurniawati/TIMES Indonesia)
Dosen Ilmu Perikanan UNU Purwokerto berforto bersama dengan peserta pelatihan formulasi pakan ternak. (foto: Any Kurniawati/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PURWOKERTO – Dosen Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto berbagi ilmu pembuatan formulasi pakan ikan kepada peternak. Kegiatan yang digelar dosen UNU Purwokerto ini diikuti oleh komunitas Passeban (Paguyuban Seni Karawitan Sedulur Banyumas) yang juga merupakan anggota Grup Lalat Tentara Hitam “Menyura”, Minggu 17 Maret 2019.

Pertemuan yang dibantu oleh Pak Adib sesepuh kampung sidat yang ada di Singasari, Banyumas ini, dilaksanakan di Angkruk Logawa, Dusun I Sunyalangu, Kabupaten Banyumas. Lokasi inimerupakan salah satu objek wisata alam yang juga menjadi Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sosial Lalat Tentara Hitam. 

Advertisement

Any Kurniawati, ketua pelaksana kegiatan menjelaskan, acara ini merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu implementasi dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat. 

"Tujuan dari kegiatan ini adalah berbagi ilmu bagaimana membuat formulasi pakan ikan berbasis bahan baku lokal dan murah meriah," ucapnya.

Hal pertama yang dilakukan oleh tim adalah mengidentifikasi, ketersediaan bahan baku dan mengenali kandungan protein yang dibutuhkan oleh ikan. 

Peserta yang juga merupakan pembudidaya ikan dan magot, menginformasikan bahwa mereka telah mempunyai magot dalam jumlah banyak. Bahkan mereka memastikan dapat memproduksi magot sebanyak 300kg/hari. 

Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pemanfaatan maggot tersebut sebelum maggot bermetamorfosis menjadi lalat. 

Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, kandungan protein maggot yaitu sekitar 44,26%. 

Hal ini sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan. 

Setelah mereka mengenal kandungan gizi yang ada di maggot, mereka dikenalkan dengan sumber bahan baku lain sebagai pemenuhan gizi pakan seperti ampas tahu, bungkil kelapa, ampas singkong, eceng gondok, dan keong sawah. 

Tim pemapar yang terdiri dari Sarmin, M.Si. dan Dewi Kresnasari, M.Si. 
menekankan bahwa sebisa mungkin bahan yang digunakan merupakan bahan yang dapat diperoleh dengan mudah di sekitar dan tidak dengan biaya yang banyak. 

Lebih jauh Sarmin menambahkan bahwa 70% biaya produksi pada kegiatan budidaya ikan dialokasikan untuk pakan saja. 

"Oleh karena itu, harapannya setelah dilakukan pengenalan berbagai macam bahan dan memformulasikannya, Grup Lalat Tentara Hitam lebih mandiri dalam membudidayakan ikan dengan mengurangi biaya pembelian pakan, sehingga akan mereka akan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES