Soal Tulisan Suara Hati Siswa, Pihak MAN 3 Banyuwangi Bantah Tarik Dana Sumbangan

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – MAN 3 Banyuwangi, Jawa Timur membantah jika pihak sekolah telah menarik dana sumbangan kegiatan dari siswanya.
Hal tersebut disampaikan Kepala Sekolah MAN 3 Banyuwangi, H. Kosim melalui bagian Humas, Masrukin, Spd.i, saat ditemui TIMESIndonesia, Sabtu (13/4/2019) siang.
Advertisement
Menurut Masrukin, tulisan yang mengatasnamakan siswa MAN 3 Banyuwangi yang viral di media sosial mengenai adanya upaya protes tarikan dana sumbangan kegiatan tersebut bohong dan tidak mendasar. Jika memang ada, Masrukin menantang pihak yang menuduh itu untuk membuktikan dengan hadir ke sekolah.
“Bohong itu, tidak ada tarikan dana sumbangan kegiatan kepada siswa. Per semester kan Rp 500 ribu, anggaran itu yang kami gunakan selama ada kegiatan per semester itu juga. Kalau memang ada tarikan dana sumbangan kegiatan silakan datang ke sekolah membuktikan,” ungkap Masrukin.
Masrukin menegaskan, untuk semua pihak yang berkepentingan jangan langsung percaya terhadap kabar yang beredar di media sosial. Dia menyarankan supaya mencari kebenaran informasi tersebut sebelum menyebarluaskan.
“Monggo bisa datang ke sini langsung tanya baik-baik kepada kami, kan kita diharuskan tabayyun dulu. Itu tulisan yang menyebar sudah lama kok, iya sama persis kayak yang dulu. Ndak tau kenapa sekarang diungkit lagi, sudah lama itu,” ujar Masrukin.
Lebih lanjut, Humas MAN 3 Banyuwangi ini mengaku tulisan tersebut merupakan isu lama yang mungkin sengaja dihembuskan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan ingin menjatuhkan MAN 3 Banyuwangi.
“Mungkin saja ada orang yang di zaman Kepala Sekolah era Pak Mujian dulu yang tidak dapat posisi, sehingga menyebar isu itu. Kemungkinan lho mas, kan kita tidak tahu, tapi ya bisa jadi,” jelas Masrukin.
Masrukin menjelaskan, selama ini para siswa tidak pernah keberatan mengenai adanya kegiatan. Meski demikian kalaupun ada tarikan dana kegiatan sifatnya bukan memaksa, tapi lebih kepada siapa yang berkenan saja.
“Seperti kegiatan Mantab Bersolek, itu sifatnya kan tidak memaksa. Kalau mau iuran ya silakan, kalau tidak ya tidak apa apa. Itu kan untuk kebutuhan siswa sendiri,” terang Masrukin.
Sementara itu berdasarkan informasi yang dihimpun TIMES Indonesia, sejumlah alumni MAN 3 Banyuwangi bahkan siap mengawal kasus ini jika memang terbukti benar.
Sebelumnya, beredar tulisan di media sosial yang mengatasnamakan siswa dari MAN 3 Banyuwangi, protes terhadap tarikan dana sumbangan.
Dalam tulisan yang berjudul "Suara Hati Siswa Siswi MAN 3 Banyuwangi" tersebut, mereka mempertanyakan soal kejelasan tarikan dana sumbangan kegiatan yang selama ini dianggap kegunaannya fiktif. Padahal dana kegiatan sekolah sudah tercantum dalam pembayaran daftar ulang per semester sebesar Rp 500 ribu.
Tak berhenti sampai disitu saja, kritikan para siswa MAN 3 Banyuwangi tersebut juga menyinggung soal tidak turunnya dana kegiatan ekstrakurikuler secara penuh. Selain itu, para siswa juga memprotes mengenai mahalnya buku sekolah yang kualitasnya seperti kertas fotocopy-an.
BACA JUGA: Beredar Tulisan Siswa MAN 3 Banyuwangi Pertanyakan Dana Sumbangan
Bahkan di tulisan tersebut para siswa juga menyingung soal gaya kepemimpinan Kepala Sekolah (Kepsek) MAN 3 Banyuwangi, H. Kosim. Mereka menilai jika Kepsek seringkali marah dan teriak-teriak.
Di akhir tulisan yang viral di grup-grup WA tersebut, para siswa MAN 3 Banyuwangi juga meminta maaf kepada orangtuanya karena telah membebani dengan biaya atau dana tarikan yang selalu tidak ada kejelasan. Mereka juga mengajak para siswa lain dan orangtua siswa untuk bersama mengkritisi mengenai dugaan pungutan dana sumbangan yang fiktif tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Banyuwangi |