Pendidikan

ICATI Jatim - UK Petra Tingkatkan Skill Guru Bahasa Mandarin

Senin, 08 Juli 2019 - 09:54 | 298.65k
ICATI Jatim dan UK Petra kembali menggelar workshop Bahasa Mandarin untuk meningkatkan skill para guru se-Jatim. (Foto: Istimewa)
ICATI Jatim dan UK Petra kembali menggelar workshop Bahasa Mandarin untuk meningkatkan skill para guru se-Jatim. (Foto: Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Overseas Community Affairs Council bersama Ikatan Citra Alumni Taiwan Indonesia (ICATI) Jatim dan Universitas Kristen Petra kembali menggelar workshop Bahasa Mandarin. Kegiatan diikuti oleh para guru dan dosen yang mengajar Bahasa Mandarin sepanjang 2 - 6 Juli 2019 lalu di Gedung T 501 UK Petra Surabaya.

Workshop ini didukung oleh TETO Surabaya dan dibuka langsung oleh Benson Lin Direktur TETO Surabaya (2/7/2019) lalu. Benson Lin mengatakan pelajaran Bahasa Mandarin memiliki filosofi dan arti yang mendalam. 

Advertisement

Ia mengucapkan selamat atas partisipasi para guru dalam program workshop kali ini. Karena dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam mengajar bahasa Mandarin untuk generasi muda di Indonesia.

Henry Samuel Tanuwijaya Wakil Ketua ICATI Jatim mengungkapkan workshop diadakan rutin setiap tahun dan telah dimulai sejak tahun 2000. Workshop yang diikuti 85 guru Bahasa Mandarin se-Jatim, bertujuan mengenalkan budaya dan Bahasa Mandarin sekaligus membuka peluang baru dan transfer ilmu di berbagai bidang, guna mendukung pembangunan perekonomian Indonesia.

“Kita dapat menimba ilmu dan nilai positif dari para guru Taiwan yang mengajar guna menambah skill dan membuka jendela baru pengetahuan buat para guru mandarin di Indonesia sehingga ke depannya dapat memberi kontribusi untuk masyarakat, bangsa dan negara. Bahasa Mandarin perlu dipelajari agar tidak tertinggal dari Negara lain,” tutur Henry, Senin (8/7/2019).

Henry menambahkan jika workshop ini selalu diminati para guru dari berbagai tingkat pendidikan. Seluruh peserta setelah mengikuti workshop akan memperoleh sertifikat. ICATI adalah organisasi sosial yang beranggotakan alumni pelajar dari Taiwan.

“Kami para guru, merasakan pentingnya pendidikan untuk generasi muda bangsa, karena itu dalam kesibukan seharinya mau bersama-sama para pengurus lainnya meluangkan waktu untuk mendukung program-program yang mendukung pendidikan ke Taiwan,” ujar Henry. 

Selain itu ICATI juga mendukung program-program pemerintah Taiwan lainnya, antara lain kelas budaya, kelas seni, dan juga kelas memasak, dan setiap tahun melakukan kegiatan sosial rutin baksos ke panti asuhan, panti jompo , donor darah dan sebagainya.

“Anggota ICATI adalah para pelajar yang dulunya pernah mengenyam pendidikan di Taiwan, kemudian pulang ke tanah air untuk berkarya, transfer ilmu dan memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan negara,” imbuh Henry.

Dua pengajar asal Taiwan yakni Laoshi Lin Rongqin dan Laoshi Chen SongLin dalam workshop membawakan materi pengajaran Bahasa Mandarin berkonteks bisnis. 

“Banyak istilah bisnis yang perlu diketahui untuk berkomunikasi, bernegosiasi yang ke depannya bisa diajarkan para guru kepada muridnya setelah mengikuti pelatihan ini,” jelas Henry kembali.

Sementara itu, Elisabeth, salah satu pengurus Senior ICATI mengatakan sangat beruntung para guru Bahasa Mandarin di Indonesia dapat mengikuti pelatihan sehingga dapat diterapkan kepada para murid di sekolah dan masyarakat. 

“Saya bersyukur karena yang mengikuti pelatihan adalah para generasi muda yang menandakan Bahasa Mandarin semakin diminati,” ujarnya.

Salah satu dosen UK Petra yang menjadi peserta workshop mengakui telah mengikuti pelatihan sejak tahun 2010 hingga kini. Baginya pelatihan Bahasa Mandarin yang diadakan ICATI Jatim sangatlah penting karena banyak kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Taiwan.

“Setiap pelatihan yang diadakan setiap tahun berbeda pokok bahasan. Tahun lalu bagaimana mengajar Bahasa Mandarin dengan teknologi digital. Dan pada tahun-tahun sebelumnya lebih banyak mengajar dengan buku. Para dosen Taiwan ini memperkenalkan cara mengajar terbaru yang bisa diterapkan para guru di Indonesia,” terangnya.

Laoshi Lin Rongqin dan Laoshi Chen Songlin sebelumnya telah memberi pelatihan kepada para guru di Cirebon, kemudian bertolak ke Surabaya untuk acara pelatihan ICATI Jatim dan Universitas Kristen Petra, selanjutnya ke Bandung, lalu berkeliling ke kota besar lainnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES