Pendidikan

Siswa SMAK St. Hendrikus Sambangi Kampung Pecinan Tambak Bayan

Rabu, 28 Agustus 2019 - 23:55 | 162.26k
Kunjungan siswa SMAK St.Hendrikus Surabaya di kampung pecinan Tambak Bayan. Kawasan ini dikenal sebagai pemukiman warga keturunan Tionghoa yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, Rabu (28/8/2019). (Foto : Istimewa)
Kunjungan siswa SMAK St.Hendrikus Surabaya di kampung pecinan Tambak Bayan. Kawasan ini dikenal sebagai pemukiman warga keturunan Tionghoa yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, Rabu (28/8/2019). (Foto : Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Siswa-siswi SMAK St. Hendrikus Surabaya mengunjungi Kampung Pecinan Tambak Bayan yang terletak di Jalan Tambak Bayan Tengah Surabaya, Rabu (28/8/2019).

Kampung ini unik karena didominasi oleh orang Tionghoa yang secara ekonomi masih berada di bawah garis kesejahteraan. Tentu hal tersebut berlawanan dengan stigma masyarakat bahwa selama ini orang Tionghoa adalah orang yang dengan keadaan ekonomi yang selalu tinggi dan mapan. 

Advertisement

Oleh karenanya, tempat ini menjadi salah satu destinasi menarik bagi para peneliti sosial mengapa hal itu bisa terjadi, secara khusus di kota Surabaya.

“Kegiatan ini menarik untuk melibatkan para siswa SMAK St. Hendrikus agar mereka lebih peka dalam melihat realitas sosial yang ada sekaligus dapat menganalisisnya", demikian pernyataan Suster Yuliana Antin Kaswarini, MC selaku Kepala SMAK St. Hendrikus Surabaya. 

Hal itu senada dengan salah satu program realisasi motto sekolah yang menekankan pada nilai-nilai "compassionate, assertive, responsible, efficacious, dan sincere" (disingkat CARES).

“Maka kegiatan ini dapat melatih siswa untuk semakin peduli terhadap keadaan sosial, terutama terhadap sesamanya yang secara ekonomi masih di bawah garis sejahtera,” sambungnya.

Adapun program STEP ini juga merupakan gabungan dari tiga kelas STEP yang ada. Menurut keterangan Michael Andrew, guru pengampu STEP Social Research Club (SRC) mengatakan Program STEP SRC kali ini berkolaborasi dengan STEP Psycorp dan Menulis itu Mudah (MIM).

Dengan harapan pembelajaran analisis sosial ini dapat dilihat juga dari perspektif dan aspek-aspek psikologi sekaligus penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

“Harapan kami memang agar para siswa tidak hanya peka terhadap lingkungan sosialnya saja namun dapat menangkap insight atau makna tertentu, mengabstraksinya, dan mengaplikasilannya dalam kehidupan sehari-hari juga,” terang Michael.

Senada dengan Michael Andrew, Dita Indraswari selaku guru pengampu STEP Psycorp mengatakan kegiatan ini penting dilakukan agar para siswa mengerti keadaan psikologis masyarakat Kampung Pecinan Tambak Bayan itu bagaimana. 

“Apabila STEP SRC menganalisis bagian sosialnya, kami menganalisis bagaimana secara psikologis atau kejiwaan masyarakat Pecinan Tambak Bayan dalam menghadapi kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini unik juga bagaimana mereka hidup dalam sebuah komunitas yang solid di tengah-tengah keadaan ekonomi yang mungkin masih di bawah garis kesejahteraan," demikian imbuhnya. 

Bersamaan dengan itu juga, Aloysius Rabata selaku pengampu STEP Menulis itu Mudah (MIM) menambahkan bahwa kolaborasi bersama para siswa tersebut bertujuan agar mereka juga dapat mengerti bagaimana menulis dari perspektif-perspektif kaum yang lemah, minoritas, dan sejenisnya. 

“Perspektif-perspektif inilah yang akan membentuk gaya penulisan mereka yang menunjukkan keberpihakan mereka,” terang Aloysius.

Sebagai tuan rumah, dr. Dany Sumanjaya selaku pengurus Kampung Pecinan Tambak Bayan mewakili warga menyampaikan suka cita menyambut kehadiran para siswa SMAK St. Hendrikus Surabaya. 

"Kami sangat berbahagia dengan kehadiran para siswa SMAK St. Hendrikus di Kampung Pecinan Tambak Bayan ini. Harapan kami agar mereka sudah mulai mengenal sejarah Tionghoa Surabaya sekaligus peka terhadap realitas sosial perkampungan ini sejak dini,” paparnya.

Menurut keterangan dari Catherine Fifi salah seorang siswi program STEP SRC, kegiatan kunjungan kali ini membuatnya belajar banyak hal terutama bagaimana melihat realitas sosial tentang orang-orang yang hidup di bawah garis kesejahteraan. 

Sedangkan bagi Tirza Anggraeni, siswi STEP Psycorp, kolaborasi bersama STEP SRC dan MIM tersebut mampu menambah wawasan gabungan berbagai perspektif yang saling melengkapi satu sama lain.

Senada, Wynona Beatrice seorang siswi program STEP MIM SMAK St. Hendrikus berharap agar program kunjungan ke Kampung Pecinan Tambak Bayan ini menjadi daya pacu untuk belajar menulis dari perspektif kaum yang pra-sejahtera, minoritas, dan sejenisnya yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES