Pendidikan

Jurusan Statistika UII Dirikan AICC dan SBRC

Selasa, 10 September 2019 - 14:32 | 136.02k
Dekan FMIPA UII Prof Riyanto (paling kanan) dan Kepala Pusat Studi Artificial Intelligence UII Dr Raden Bagus Fajriya Hakim (dua dari kanan) saat lauching AICC dan SBRC UII. (FOTO: Ahmad Tulung/TIMES Indonesia)
Dekan FMIPA UII Prof Riyanto (paling kanan) dan Kepala Pusat Studi Artificial Intelligence UII Dr Raden Bagus Fajriya Hakim (dua dari kanan) saat lauching AICC dan SBRC UII. (FOTO: Ahmad Tulung/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Univeristas Islam Indonesia (UII) mendirikan Pusat Studi Artificial Intelligence atau Artificial Intelligence Creative of Excellence (AICC UII) dan Statistics Bioinformatics Center (SBRC). 

Peresmian Pusat Studi Artificial Intelligence dan Statistics Bioinformatics Center (SBRC) di pusatkan di lantai 1 Auditorium Abdulkahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Senin (9/9/2019).

Advertisement

Ketua Jurusan Program Studi Statistika Program Sarjana UII Dr Edy Widodo mengatakan, pesatnya perkembangan teknologi ditandai dengan munculnya berbagai macam perusahaan berbasis teknologi. Misalnyanya, Go-Jek yang mempelopori disrupsi di bidang transportasi ojek dan Traveloka yang mempelopori tiket pesawat.  Kemudian, ada pula Tiket.com, Panorama.id, pegi-pegi.com.

Disisi lain, bidang retail sedang mengalami ketidakpastian bisnis seperti Matahari, Centro, Giant dan berbagai perusahaan retail lainnya. Nah, kemunculan start up seperti Shopee, Buka Lapak dan lain sebagainya membuat para pelaku bisnis ini mulai gelisah. Dalam bidang otomotif, munculnya mobil tanpa awak yang dikenal dengan Tesla.

Kemudian, dalam dunia robotic muncul robot bernama Sofia yang mengklaim dirinya sebagai robot tercerdas yang pernah ada di bumi ini. Robot yang didesain memiliki kecerdasan emosional yang mampu diajak berbicara oleh manusia dan dengan jawaban yang cukup alami. Hal tersebut merupakan terobosan baru dalam dunia teknologi yaitu menggunakan algoritma kecerdasan buatan untuk membuat produk teknologi yang dibutuhkan masyarakat.

“Tidak hanya itu, saat ini start-up di Indonesia juga berlomba-lomba membuat Chat-bot yang mampu meminimalisir kebutuhan call center, mampu menjawab kebutuhan pelanggan secara otomatis. Itulah sedikit contoh yang mungkin dapat menyadarkan kita betapa dunia sudah banyak berubah,” kata Edy kepada TIMES Indonesia, Selasa (10/9/2019).

Kepala Pusat Studi Artificial Intelligence UII Dr Raden Bagus Fajriya Hakim mengatakan, kegiatan terkait dengan kecerdasan Artificial ini sudah kita lakukan sejak lama, sejak tahun 2015 kita sudah bersama menggiatkan bagaimana peran big data ke depan sehingga banyak hal baru yang kemudian kita pelajari dan kembangkan.

“Mahasiswa-mahasiswa kita yang telitinnya terkait dengan bidang Artificial Intelligence ini dengan mudah terserap diberbagai perusahaan yang artinya kita juga menyadari bahwa perusahaan ternyata sangat membutuhkan SDM-SDM yang mempunyai kompeten di bidang Artificial Intelligence ini,” ungkap Raden

Sebelum dibentuk, AICC UII dan SBRC ini sudah melakukan banyak kegiatan dalam bentuk pelatihan, seminar dan diskusi dengan pihak industri baik dalam juga luar negeri. Beberapa kegiatan tersebut antara lain International Seminar on Data Science, Artificial Intelligence Training, Video Anlytics Workshop serta mengundang profesor-profesor dari Universitas diberbagai negara untuk mengadakan Workshop dalam bidang Bioinformatics

Dekan FMIPA UII Prof Riyanto berharap, setelah launching 2 pusat studi ini yakni Artificial Intelligence dan Pusat Studi Bioinformatics (SBRC) dapat diikuti oleh aktifitas yang lain. Sehingga, tidak berhenti disini saja namun diikuti prodi yang lain. Seperti, prodi farmasi, teknik informatika. Kemudian, kedokteran, Kimia dan seterusnya.

“Sehingga orang luar mengenal Statistiknya UII maka 2 pusat studi ini akan menjadi keunggulan dan brand image,” tutur Riyanto.

Kepala Pusat Studi Bioinformatics UII Dr. techn. Rohmatul Fajriyah menjelaskan, Bioinformatics itu ilmunya adalah ilmu multi disiplin jadi tidak berdiri sendiri, biasanya orang taunya Statistik itu matematika. Nah, kalau Bioinformatics ini terkait Kimia,Fisika Matematika, Biologi dan seterusnya. Bioinformatics mencoba menjembatani teknologi dibidang biologi yaitu teknolgi genomik yang sekarang sudah bekembang di luar dan melengkapi di Indonesia dengan menggunakan metode-metode yang ada di Statitika ataupun di Artificial Intelligence.

Karena itu, kampus perlu terlibat lebih banyak dalam antisipasi ledakan teknologi AI ini dengan menciptakan talenta-talenta handal yang mampu mengelola AI. Merespon hal tersebut, jurusan Statistika UII termotivasi mendirikan Pusat Studi Artificial Intelligence (AICC UII). Selain itu untuk memenuhi kebutuhan talenta data analis yang mampu mengelola data Bioinformatics, UII mendirikan Pusat Studi Bioinformatics (SBRC).

“Semoga dengan didirikannya AI Creative Center of Excellence (AICC UII) dan Statistics Bioinformatics Research Grup di UII ini mampu membawa manfaaf untuk perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan ke depannya. Baik untuk UII, masyarakat Indonesia dan juga dunia,” papar Edy Dosen Statistika UII ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES