
TIMESINDONESIA, MADIUN – Universitas Muhammadiyah Madiun (Unmuh Madiun) bakal berdiri di Kota Madiun. Embrionya adalah penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) dan Akademi Kebidanan (Akbid) Madiun. Pemkot Madiun mendukung rencana pendirian perguruan tinggi bergengsi tersebut.
Wali Kota Madiun, H. Maidi menyambut baik pendirian Unmuh Madiun. Mengingat saat ini pemkot sedang memprioritaskan peningkatan SDM melalui dunia pendidikan. Diharapkan Unmuh Madiun dapat menyamai kualitas seperti Unmuh Malang. Sehingga Kota Madiun semakin maju baik dari pendidikan maupun perekonomian.
Advertisement
"Kota Madiun menjadi sentral Madiun Raya dan menjadi tumpuan belajar ada di sini. Maka jika berdiri universitas yang kualitasnya bagus pemerintah sangat mendukung," ujar Maidi saat presentasi dan evaluasi lapangan penggabungan STISIP dan AKBID Muhammadiyah Madiun menjadi Unmuh Madiun di Islamic Center, Jumat (27/9/2019).
Wali Kota Madiun mengungkapkan, ada 400 tenaga kontrak yang akan dibiayai pemkot untuk kuliah. Termasuk pegawai yang belum terstandarisasi ijazahnya. Harapannya, mereka dapat mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) setelah pendidikannya memenuhi syarat.
"Dengan adanya Unmuh di Madiun, pemkot sangat mendukung sekali. Harapan saya, ini nanti bisa seperti di Malang," ungkap wali kota.
Pendirian Unmuh Madiun saat ini memasuki tahapan presentasi dan evaluasi lapangan oleh Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi, Kementerian Riset Tekonologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Ketua Tim Teknis Pendirian Unmuh Madiun, Sutomo menjelaskan, jika nantinya digabung maka akan ada empat kampus secara terpisah. Kampus I berada di Jalan Mayjend Panjaitan yang dahulu STISIP. Kampus II menempati gedung Akbid di ring road barat. Dan Kampus III di Islamic Center Jalan Sumatera dan Kampus IV di Jalan Poncowati, Demangan.
Sutomo menyatakan, berbagai persiapan telah dilakukan jauh hari. Apalagi, pembentukan Unmuh Madiun telah dua kali diajukan ke Kemenristek Dikti. Harapannya, pengajuan ketiga yang telah diusulkan tiga bulan lalu dapat segera disetujui.
“Mudah-mudahan setelah visitasi ini SK segera turun. Kalau SK turun maka Unmuh Madiun benar-benar sudah berdiri. Mudah-mudahan ini proses yang tercepat. Sehingga kami bisa menerima mahasiswa untuk tahun ajaran baru ini," jelasnya.
Dr. Heri Fathurrahman anggota tim asesor pendirian Unmuh Madiun mengungkapkan, dibanding tahun sebelumnya pemerintah mempermudah persyaratan usulan penggabungan perguruan tinggi menjadi universitas.
"Jika sebelumnya pendirian univeritas dipersyaratkan minimal memiliki 10 program studi. Tahun ini minimal 5 prodi yakni 3 IPA dan 2 IPS," jelasnya.
Selain itu dia juga mengungkapkan aspek legalitas yayasan atau badan penyelenggara. Adanya lahan tanah yang di atasnya terdapat gedung calon universitas, dengan syarat minimal seluas 10 ribu meter persegi. Selanjutnya aspek keuangan atau kesiapan pendanaan, serta aspek sarana prasarana.
“Namun tentu saja ada syarat yang cukup signifikan yaitu syarat prodi yang harus lolos dan dosennya," jelasnya.
Prodi yang telah disiapkan Tim Teknis Pendirian Unmuh Madiun yakni Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial (Kesos), Ilmu Komunikasi, Kebidanan, Ilmu Kesehatan, Administrasi Kesehatan, Ilmu Lingkungan dan Prodi Bio Kewirausahaan. Keberadaan prodi tersebut diharapkan bisa memenuhi persyaratan pendirian Unmuh Madiun yang disambut baik Pemkot Madiun. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yupi Apridayani |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Madiun |