Pendidikan

SMAK Kolese Santo Yusup Malang Gelar Festival Kebudayaan, Inayah Wahid: Mari Jaga Demokrasi

Sabtu, 26 Oktober 2019 - 23:49 | 260.92k
Inayah Wahid ketika mengunjungi pameran budaya dalam Pelangi Bangsaku ke 8 di Kolese Santo Yusup hari ini (26/10/2019) (Foto : Widya Amalia /TIMES Indonesia)
Inayah Wahid ketika mengunjungi pameran budaya dalam Pelangi Bangsaku ke 8 di Kolese Santo Yusup hari ini (26/10/2019) (Foto : Widya Amalia /TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Kehadiran putri bungsu Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Inayah Wulandari Wahid (Inayah Wahid), turut meramaikan Festival Kebudayaan Pelangi Bangsaku ke-8 yang digelar SMAK Kolese Santo Yusup Malang.

Dalam sambutannya di acara yang bertujuan untuk menciptakan generasi yang cinta akan keragaman budaya ini, Inayah mengungkapkan bahwa Indonesia akan melesat maju setelah melihat apa yang sudah dilakukan siswa-siswi SMAK Kolese Santo Yusup Malang dalam Pelangi Bangsaku ke-8 kali ini.

Advertisement

Inayah-Wachid.jpgInayah Wahid ketika diwawancarai dalam Pelangi Bangsaku ke 8 di Kolese Santo Yusup hari ini (26/10/2019) (foto : Widya Amalia /TIMES Indonesia)

"Bonus demografi adalah ketika usia produktif kita di negara Indonesia jauh melebihi usia yang tidak produktif," jelasnya saat memberi sambutan dalam pembukaan Pelangi Bangsaku di SMAK Kolese Santo Yusup Malang, Sabtu (26/10/2019).

Pada tahun 2030-2040, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Berhasil atau tidaknya Indonesia memanfaatkan bonus tersebut bergantung pada situasi Indonesia nanti. Artinya, pada 2030, jumlah para pekerja di Indonesia akan besar. Hal ini akan menjadi kekuatan bagi negara untuk maju.

Namun, Inayah mengingatkan, untuk berhasil menjadi negara maju di era bonus demografi itu, syaratnya adalah kondisi Indonesia harus sehat dan situasinya mendukung.

"Kalau tidak bisa maka bonus demografi akan berubah menjadi bencana demografi," tegasnya.

SMAK-Kolese-Santo-Yusup-Malang-a.jpgSeorang siswa SMA Katolik Kolese Santo Yusup Malang membawakan tari Sumatra untuk menyambut tamu dalam acara Pelangi Bangsaku ke 8 hari ini (26/10/2019) (foto : Widya Amalia / TIMES Indonesia)

Inayah juga menegaskan, salah satu usaha untuk mengatasi bencana demografi adalah menjaga demokrasi. "Kita lahir sudah ada demokrasi. Barangkali kita tidak peduli atau menganggap hal ini sudah seperti ini. Namun sangat penting untuk menjaga demokrasi, karena itulah kunci kita bisa bertahan," ungkapnya.

Acara Pelangi Bangsaku yang diadakan SMAK Kolese Santo Yusup Malang, menurut Inayah, mencontohkan bagaimana menjaga supaya Indonesia tetap sehat.

"Kalau Indonesia itu dipimpin sama anak-anak yang kayak gini, saya yakin Indonesia bakalan maju," tukasnya.

Acara ini menyajikan suatu rangkaian festival selama dua hari yang berisi pagelaran dan pameran budaya. Pameran terdiri atas ratusan stan yang menyajikan pernak-pernik budaya dan informasi tentang daerah-daerah yang ada di Indonesia.

Produk-kain-dari-Sabang.jpgProduk kain dari Sabang yang langsung didatangkan dari asalnya pada pameran kebudayaan dalam acara Pelangi Bangsaku ke 8 hari ini (26/10/2019) (foto : Widya Amalia / TIMES Indonesia)

Uniknya lagi, semua langsung didatangkan dari tempat asalnya. Para siswa pun pada hari ini memakai pakaian adat dari seluruh Nusantara, totalnya berjumlah 26 provinsi. Lebih dari 2026 siswa turut berpartisipasi dalam acara ini.

Inayah Wahid juga melakukan kunjungan dan mengapresiasi stan - stan yang dibuat oleh siswa. Didampingi oleh Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, Perwakilan Wali Kota Malang, beserta jajaran lain, dia sangat bangga melihat para siswa SMAK Kolese Santo Yusup Malang antusias mempertahankan budaya dan kekayaan lokal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES