
TIMESINDONESIA, JEMBER – Politeknik Negeri Jember (Polije) mengadakan kegiatan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, yakni sejak Sabtu (23/11/2019) kemarin hingga Senin (25/11/2019) besok tersebut merupakan bagian dari program Polytechnic Education Development Program (PEDP).
RPL tersebut diikuti oleh 16 peserta yang merupakan praktisi dan manajer di berbagai industri.
Advertisement
Di antaranya dari PT Mitratani Dua Tujuh, PT Suryajaya Abadi Perkasa, PTPN XII, CV Pasifiv Harvest, dan PT Charoend Pokphand Indonesia. Selain itu, ada juga yang berasal dari CV Cita Nasional Semarang, PT Benih Citra Asia Jember, PT Dupont Indonesia, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Propinsi Jawa Timur, KPPN Jember serta beberapa Rumah Sakit Daerah dan swasta.
Untuk diketahui, program PEDB merupakan program pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi vokasi di Indonesia melalui peningkatan kompetensi dosen, pranata laboratorium pendidikan, dan mahasiswa.
“Polije berkomitmen meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten, salah satunya dengan menghadirkan dosen dari industri," kata Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan Polije Abi Bakri, Jember, Minggu (24/11/2019).
Lebih lanjut Abi menerangkan bahwa dengan mengikuti RPL ini peserta akan mengikuti proses asesmen oleh tim asesor.
"Jika lolos asesmen mereka akan diusulkan untuk mendapatkan legalitas, agar bisa menjadi dosen di Polije dari kalangan industri," terang Abi.
Sementara itu, Ketua Panitia Program RPL Agus Hariyanto menjelaskan bahwa peserta RPL ini akan mendapatkan materi pedagogik.
"Yakni materi yang menyajikan metodologi pengajaran sampai evaluasi yang mungkin bagi praktisi industri belum terbiasa melaksanakannya dalam praktik sehari-hari di industrinya masing-masing," jelas Agus.
Dia menjelaskan, tujuan akhir program RPL akan menghasilkan tenaga dosen yang berasal dari industri atau praktisi yang memenuhi kualifikasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDikti)," ujarnya.
Selain itu, Agus juga menerangkan bahwa RPL juga akan mendorong perubahan budaya pendidikan di Polije yang semula berbasis akademik menjadi vokasional yang membutuhkan banyak dosen yang telah profesional dalam sektor industri. “Mengingat sebagian besar tenaga ahli dari industri belum memiliki gelar magister, maka dengan mengikuti RPL menjadi solusi untuk merekognisi profesionalitas menjadi gelar akademik sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 8," imbuh dia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Widodo Irianto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Jember |