Universitas Widya Kartika Tingkatkan Mutu Wisudawan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Universitas Widya Kartika (Uwika) mengukuhkan 134 wisudawan angkatan ke-29 Tahun Akademik 2018 - 2019. Lulusan terbaik didominasi oleh perempuan.
Wisudawan terbaik berasal dari berbagai prodi dengan predikat cumlaude. Selain itu, juga diberikan penghargaan kepada wisudawan terbaik aktif berprestasi dan wisudawati predikat tertinggi sangat memuaskan tingkat universitas.
Advertisement
Wisudawati dengan predikat tertinggi diraih oleh Stefanny, Sarjana Akuntansi.
Seorang mahasiswa asing dari Korea ikut dalam wisuda. Wisudawan tersebut bernama Jun Jo. Ia sempat mendalami Bahasa Mandarin di China.
Namun, karena ia memiliki bisnis di Indonesia akhirnya memilih melanjutkan pendalaman Bahasa Mandarin di Uwika. Sebab, aspek dagang memiliki peran penting di China.
Rektor Uwika, F. Priyo Suprobo, mengatakan, universitas telah melakukan berbagai fokus peningkatan mutu wisudawan. Seperti memberikan pelajaran Mandarin basic sejak awal hingga akhir semester.
"Di Uwika, mahasiswa dibekali Mandarin basic, sejak semester satu sampai akhir dijatah dua level," terangnya di Grand Ballroom Mercure Grand Mirama Surabaya, Kamis (5/12/2019) lalu.
Selain itu, nilai - nilai budaya Mandarin turut dipertahankan. Karena Mandarin bukan sekedar bahasa semata, namun juga terdapat nilai - nilai budaya.
"Kami mencoba mempertahankan nilai - nilai itu," tambahnya.
Upaya peningkatan mutu wisudawan ini sejalan dengan tujuan Uwika untuk mengembangkan potensi humanis, creative dan inovative.
Dengan dukungan tiga faktor yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi, kultur dan budaya, serta ekonomi.
"Ketiganya merupakan faktor utama," tandasnya.
Ke depan, tambah rektor, Uwika akan terus menjalin kerjasama internasional. Beberapa kerjasama yang telah terjalin salah satunya dari Tiongkok. Serta bersama para alumni mengembangkan universitas.
Memberi Kesempatan Difabel
Uwika juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa disabilitas untuk mengembangkan potensi mereka.
Dalam wisuda tersebut, rektor mengukuhkan salah satu mahasiswa penyandang difabel.
Priyo Suprobo menambahkan, bahwa sejak awal berdiri, kampus ini ingin sekali memberikan kesempatan tidak hanya kepada difable. Namun juga bagi mereka yang tidak mempunyai kesempatan belajar. Termasuk mereka yang tidak mempunyai kesempatan di sekolah umum.
"Kami ingin menyemangati kembali kepada difabel bahwa kami memiliki kepedulian," tandasnya.
Dalam proses belajar mengajar, para dosen dituntutu untuk peduli, aktif, sekaligus mandiri. Bukan sekedar terpaku pada konsep pembelajaran namun juga nilai - nilai.
"Masalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) kesekian. Karakter, integritas, rasa peduli dan toleran di kehidupan nyata bukan lagi kewajiban tapi kebutuhan," ujar Rektor Universitas Widya Kartika. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Sumber | : TIMES Surabaya |