Ini Alasan Warga Indonesia Ikut Muhammadiyah atau NU Menurut Riset Abdullah M. Al Ansi

TIMESINDONESIA, MALANG – Ada yang menggelitik pikiran mahasiswa doktoral program studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Abdullah M. Al Ansi terkait pilihan masyarakat mengikuti salah satu gerakan dalam beragama. Khususnya alasan memilih gerakan di ormas Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Dalam ujian terbuka doktoralnya yang dilakukan secara daring, Abdullah mengatakan, sebagai negara yang dimerdekakan oleh berbagai macam budaya dan agama, sudah sepatutnya bangsa ini terus menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Tentu tanpa membedakan berdasarkan pilihan gerakan sosial.
Advertisement
Bagaimana jika diberikan pilihan untuk harus mengikuti salah satu gerakan dalam berkeyakinan? "Memang banyak faktor yang mempengaruhi. Dan inilah yang menggelitik saya mengetahui alasannya," kata Abdullah.
Apa saja alasan itu? Dalam disertasinya, Abdullah, menyampaikan bahwa kecenderungan seseorang dalam memilih gerakan atau perserikatan antara Muhammadiyah atau Nahdhatul Ulama’ (NU) dapat mempengaruhi kehidupan sosial seorang individu.
“Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan alasan dan bagaimana seorang individu di Indonesia dapat memutuskan untuk memilih masuk di antara Muhammadiyah atau NU,” jelas mahasiswa asal Yaman ini.
Sebagai dua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, antara Muhammadiyah dan NU memiliki karakteristik yang menjadi pembeda di antara keduanya. Namun, bukan karakteristik tersebut yang mendorong seseorang untuk menjadi anggota salah satu di antara dua organisasi tersebut.
Abdullah dalam penelitiannya menjelasakan alasan-alasan yang mempengaruhi seseorang memlih di antara dua oranganisasi keagaman tersebut ke dalam tujuh faktor.
“Tujuh faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan gerakan keagaman yang akan mereka ikuti dipengaruhi oleh dua tujuh faktor yang disebut rational choice,” jelasnya.
Tujuh rational choice tersebut di antaranya adalah value of organization (nilai-nilai organisasi), education (pendidikan), society orientation (orientasi masyarakat), family orientation (orientasi keluarga), related benefits (manfaat masa depan), natural organization (dorongan lingkungan organisasi), dan other reasons (pilihan lainnya).
“Dari rational choice tersebut, tanggapan-tanggapan responden cukup beragam. Namun, dapat ditarik beberapa kesimpulan menarik tentang pemilihan gerakan beragama ini,” lanjutnya.
Sebagai organisasi yang mengusung konsep beragama dalam kemasan yang lebih modern, Muhammadiyah memiliki priority value renaissance of scholars’ yang berarti Muhammadiyah dipilih atas value of organization dan education. Sementara itu, pengikut NU lebih besar dipengaruhi oleh society orientation dan family orientation.
“Penelitian ini sebenarnya menghasilkan beberapa luaran, namun jika dikaitkan dengan faktor terbesar, maka empat faktor tersebut yang menjadi prioritas,” jelas Abdullah M. Al Ansi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |