Agenda Pengajian Tetap Berjalan, Ponpes Luhur Wahid Hasyim Gelar Pengajian Virtual
TIMESINDONESIA, SEMARANG – Agenda pengajian di Ponpes Luhur Wahid Hasyim Semarang tetap diadakan di tengah pandemi Covid-19. Namun demikian, pengajian kali ini mempertimbangkan protokol kesehatan, sehingga diadakan secara virtual.
Menurut penuturan salahsatu santri putra, Satya Mugiono (24) beberapa hari ini pengajian diadakan secara virtual karena pandemi Corona dan juga karena sang pengasuh pondok, KH Muh. Saifuddin sedang pulang kampung halaman karena ibundanya meninggal.
Advertisement
"Jadi, kegiatan pengajian diselenggarakan melalui daring, lewat siaran langsung di akun facebook beliau. Dua kali dalam sehari. Yakni pukul 13.00 dan pukul 16.30," katanya kepada Times Indonesia, Senin (4/5/2020).
Satya juga menambahkan jika pengajian daring ini berjalan rutin selama Ramadhan. Santri yang di kampung halaman juga diwajibkan mengikuti. Ramadan kali ini menurutnya memang berbeda akibat adanya corona. Biasanya menurut Satya pengajian diadakan di masjid dan diikuti santri putri juga.
Sementara menurut salah satu penasihat asrama, Ahmad Fauzi menambahkan sebelumnya sebagian besar santri juga telah pulang kampung sejak ada pandemi Covid-19 pertengahan Maret lalu. Santri yang masih bertahan di asrama ada 60 santri, yakni 40 putra dan 20 putri.
"Sebenarnya secara keseluruhan total ada 397 santri. 204 santri putri dan 193 santri putra. Asramanya dipisahkan. Di asrama putra ini ada 32 kamar. Masing-masing diisi maksimal 8 santri," beber Fauzi.
Untuk materi pengajian, Fauzi mengatakan materinya melanjutkan pembahasan kitab Tanwirul Qulub, kitab tentang akidah, fiqih, dan tasawuf. Pukul 16.15, lewat pengeras suara Lurah Pondok menyerukan persiapan pengajian.
" Jika sudah diberitahukan tanda waktu pengajian melalui pengeras suara, para santri biasanya berhamburan keluar dari kamar. Sedangkan para pengurus pondok mempersiapkan perangkat pengajian daring. Laptop dan audio mulai disiapkan. Mereka duduk berjarak, menerapkan physical distancing. Semuanya mengenakan masker," ungkap Fauzi.
Meski dilaksanakan melalui daring, menurut Fauzi para santri mengikuti dengan khidmat. Sebagian tampak mencatat. Sebagian lain memperhatikan betul layar laptop. Sekalipun pihaknya mengakui jika selama pengajian berlangsung, terkadang terjadi kesalahan teknis audio.
"Pengajian biasanya berjalan selama kurang lebih 30 menit. Diikuti para santri dengan khidmat. Berpakaian muslim, berpeci, bersarung dan bermasker. Tidak ada satupun santri yang berlaku menyeleweng. Semuanya menyimak materi dengan baik," ujar Fauzi.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Semarang |