Sasmito, Warga Jember yang Merakit Sendiri Kendaraan Listrik dari Baterai Bekas

TIMESINDONESIA, JEMBER – Sebuah kendaraan beroda empat berukuran mungil memasuki sebuah halaman rumah yang terletak di Dusun Kraton, Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat (5/6/2020) sore. Saat memasuki halaman rumah, kendaraan mirip mobil tersebut nyaris tidak menimbulkan suara. Seorang pria kurus keluar dari mobil berwarna hijau tua polos itu. Dia adalah Sasmito, putera Jember, perakit kendaraan listrik dari suku cadang bekas.
Mobil mungil hijau tua yang baru saja dikendarainya tadi adalah salah satu kendaraan bertenaga listrik yang dirakitnya sendiri di bengkel yang juga dirangkap sebagai rumahnya.
Advertisement
Kepada TIMES Indonesia yang menjumpainya di rumahnya, Sasmito mengatakan bahwa ketertarikannya pada kendaraan listrik sudah muncul sejak lama.
Kira-kira sekitar tujuh tahun silam.
Ketertarikan Sasmito saat itu tidak main-main. Sebab, sejak saat itu pria kelahiran Jember pada 21 September 1983 tersebut juga langsung memiliki keinginan untuk membuat sendiri kendaraan listrik.
Dengan kemampuan bisa membongkar mesin kendaraan dan memperbaiki berbagai macam barang elektronik, bapak dua anak tersebut yakin bahwa dirinya dapat merakit sendiri kendaraan listirk.
“Idenya membuat kendaraan listrik ini sudah dari dulu. Lalu ada orang minta servis kendaraan listrik ke saya, jadi saya semakin yakin bisa bikin sendiri,” kata Sasmito.
Dia menceritakan bahwa, dirinya memulai merakit kendaraan listriknya sendiri dengan suku cadang bekas.
“Saya cari bangkainya motor listrik yang sudah tidak terpakai,” ujarnya.
Dari bangkai kendaraan listrik tersebut, Sasmito mereparasinya kendaraan listrik yang dapat kembali berfungsi.
“Saya ganti baterai atau dinamonya. Saya pakai baterai bekas juga yang masih bagus seperti baterai lithium, LTO, atau dari aki kering,” terangnya.
Sasmito menuturkan bahwa awalnya cukup sulit mencari suku cadang untuk merakit kendaraan listrik sendiri.
Sebab, kendaraan listrik belum banyak diminati oleh masyarakat Jember. Karena itu juga, bengkel khusus kendaraan listrik juga masih sangat jarang ditemui.
“Karena itu saya mulai bergabung dengan komunitas pecinta sepeda listrik, baik yang di media sosial maupun komunitas yang ada di Jember,” ujar Sasmito.
Sasmito menerangkan, sejak bergabung dengan berbagai komunitas pecinta kendaraan listrik, dirinya mulai mudah mendapatkan suku cadang yang dibutuhkannya untuk merakit kendaraan listriknya sendiri.
“Karena dari komunitas itu banyak informasi tentang jual beli suku cadang. Di sana saya merasa sangat terbantu,” tuturnya.
Sasmito menerangakan, untuk merakit sebuah kendaraan listrik jenis motor matic dirinya membutuhkan waktu sekitar satu bulan.
Sementara biaya yang dibutuhkan untuk merakit kendaraan tersebut berkisar Rp 3 juta – Rp 12 juta. Biaya tergantung dengan spek yang diinginkan.
“Yang paling mahal itu baterainya. Baterai jenis LTO itu yang paling mahal,” ungkap pria yang juga menerima pesanan pembuatan kendaran listrik rakitan tersebut.
Dia menerangkan, kendaraan listrik rakitannya mampu menempuh jarak yang cukup jauh.
Misalnya untuk jenis sepeda motor matic dengan listrik 3.000 watt dapat menempuh jarak hingga 50 kilometer dengan kecepatan maksimal 80 km/jam.
“Jadi kalau dari sini bisa sampai ke Jember kota,” tuturnya.
Sementara untuk pengisian baterai, Sasmito menerangkan bahwa baterai cukup diisi dengan kabel. Cara pengisian baterai sangat mudah.
“Sama seperti ngecas ponsel. Pokoknya sering dicas saja sebelum dipakai,” jelasnya.
Dia juga menerangkan bahwa perawatan kendaraan listrik juga sangat mudah.
Menurutnya, hal yang terpenting dalam merawat kendaraan listrik yakni menjaga baterai tetap dalam kondisi baik.
“Agar baterai tetap awet sebaiknya jangan menggunakan kendaraan listrik sampai baterai benar-benar kosong karena itu akan merusak baterai. Dan harus rutin dicas jika kendaraan jarang dipakai,” jelas Sasmito.
Usia baterai dari kendaraan listrik rakitannya, lanjutnya, tergantung cara perawatan dan pemakaian. Dia mengungkapkan, rata-rata usia baterai bisa mencapai 3 tahun.
“Jika sudah rusak harus diganti,” ujarnya.
Dia mengatakan, jika dihitung-hitung biaya penggantian baterai kendaraan listrik sekaligus perawatannya jauh lebih murah dibandingkan dengan kendaraan bermotor yang masih menggunakan BBM.
“Kalau kendaraan BBM kita beli bensin secara berkala rata-rata minimal Rp 10.000, belum ganti olinya, servis, pajak, dan lain-lain. Kalau kendaraan listrik kita tidak perlu keluar biaya isi bensin. Uang untuk bensin bisa ditabung untuk beli baterai jika rusak,” terangnya.
Dia mengatakan bahwa kendaraan listrik rakitannya itu telah bertahun-tahun menjadi alat trasportasi sehari-hari keluarga.
“Kalau mobil listri sering buat jalan-jalan atau malam mingguan sama keluarga. Kalau orang di desa ini sudah tahu mobil ini. Tapi kalau sudah sampai kota, mobil listrik ini jadi pusat perhatian,” ucapnya sambil tertawa.
Hingga saat ini, Sasmito telah memiliki total sembilan kendaraan listrik hasil rakitannya sendiri yang terparkir di rumahnya.
Salah satunya yakni mobil listrik sederhana. Sisanya kendaraaan listrik jenis sepeda motor matic, dan sepeda BMX.
Kabar kemahiran Sasmito dalam merakit kendaraan bertenaga listrik sampai juga ke telinga Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.
Sasmito mengaku bahwa belum lama ini utusan Wagub Emil Dardak menemui dirinya di rumahnya.
“Mereka bertanya seputar kendaraan listrik buatan saya, apa kesulitanya, kebutuhannya. Saya bilang saya cuma kesulitan dalam mendesain. Lalu mereka ingin ajak saya bergabung ke tim bersama mahasiswa ITS untuk membuat kendaraan listrik,” ungkapnya.
Sasmito berharap, ke depan dapat mengembangkan kendaraan listrik rakitannya menjadi lebih sempurna. “Saya juga berharp bisa memproduksi secara massal kendaran listrik ini agar semakn banyak digunakan oleh masyarakat. Dampaknya, lingkungan akan lebih bersih karena kendaraan ini sangat bebas polusi udara,” imbuhnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Jember |