Ribuan Santri Ponpes Nurul Jadid Paiton Segera Kembali Lagi

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Sedikitnya 5.000 santri Pondok Pesantren (Ponpes Nurul Jadid) Paiton, Kabupaten Probpolinggo, Jawa Timur, akan dijadwalkan kembali ke pesantren. Kembalinya ribuan santri itu nantinya akan disiapkan protokol kesehatan oleh pihak Ponpes.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto, yang juga selaku Jubir Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, mengapresiasi segala persiapan sarana pendukung dan protokol kesehatan yang telah diupayakan oleh Ponpes Nurul Jadid.
Advertisement
Anang menyebutkan, adanya tambahan alat penunjang berupa bilik disinfektan pada beberapa titik strategis, adanya penataan physical distancing pada masjid-masjid dan sarana prasarana di lingkungan pesantren, penentuan zona-zona khusus serta wajib kegiatan senam dan berjemur bagi santri juga telah memenuhi apa yang digariskan pada Surat Edaran Bupati Probolinggo
Proses transisi itu diprogram secara bertahap, berjenjang, yang akan dimulai pada tanggal 10 Juli sampai 17 Agustus 2020 mendatang. Setiap waktu pelaksanaanya jumlah santri yang akan kembali ke pesantren akan berkisar sebanyak 500 sampai dengan 700 santri.
Jadwal para santri untuk kembali ini dikelompokkan dan diatur menurut daerah regional masing-masing dan tidak diperkenankan untuk menggunakan kendaraan umum. Bagi yang tidak mempunyai kendaraan pribadi akan ada fasilitas kendaraan khusus yang dikoordinir oleh petugas dari masing-masing daerah baik dari Jawa maupun luar Jawa.
“Wali santri dapat menunda putra-putrinya kembali ke pesantren dengan mengirimkan surat pernyataan melalui group elektronik, dengan pertimbangan kekhawatiran gangguan kesehatan, kendala modal transportasi bagi yang dari kepulauan dan luar negeri, serta daerahnya ditetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar,” jelas KH Abd Hamid Wahid, Kepala Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kamis (18/6/2020).
“Jika tahap awal ini clear dan selesai, kemudian kami akan berkonsentrasi untuk memfasilitasi santri-santri yang mengalami kendala tersebut,” jelasnya lagi.
Pihak Ponpes Nurul Jadid, Kabupaten Probolinggo, menginginkan semoga apa yang dilihat dapat dilaksanakan secara konsisten ke depannya. Dengan harapan juga, Pesantren yang lain juga segera mengkaji, merencanakan, dan melaksanakan protokol-protokol yang telah ditetapkan, sesuai dengan surat edaran Bupati Probolinggo,” ucap KH Abd Hamid. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Probolinggo |