UMY Yogyakarta Bekali Konsep Pembelajaran Daring kepada Dosen

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah memastikan bahwa perkuliahan online akan diterapkan pada semester baru nanti. Sebab, pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir. Menanggapi hal tersebut, UMY Yogyakarta terus melaksanakan pengembangan dalam menunjang perkuliahan online. Yakni, dengan memberikan pelatihan secara daring kepada para dosennya melalui webinar.
Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan UMY dengan tema Rekonseptualisasi Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Pelatihan ini dilaksanakan untuk menyegarkan kembali pemahaman konsep pembelajaran daring.
Advertisement
Juga untuk meningkatkan kreativitas dosen dalam memberikan materi perkuliahan serta bagaimana tetap menjaga interaksi sosial dengan mahasiswa, yang merupakan bagian krusial dalam proses pendidikan.
Dosen Institut Teknologi Bandung, Dr. Gumawang Jati MA mengatakan, sejak perkuliahan berubah sistem menjadi kuliah daring selama tiga bulan terakhir, banyak mahasiswa yang mengeluhkan sistem perkuliahan online. Keluhan serupa juga datang dari para dosen karena feedback tugas yang diberikan para dosen minim.
Muncul persoalan, dosen seperti hanya terfokus pada alat atau aplikasi apa yang akan mereka gunakan untuk memfasilitasi mahasiswanya dalam belajar online. Hal ini menurut Gumawang Jati keliru.
“Dalam merancang bahan ajar online, dosen tidak boleh hanya terpaku pada alat (tools) aplikasi yang akan digunakan, melainkan objek yaitu mahasiswanya. Dosen itu harus tahu karakter mahasiswanya, aplikasi apa saja bisa digunakan asalkan bahan ajar yang sudah dirancang itu bisa kemudian mudah dipahami oleh mahasiswa,” kata Gumawang saat menjadi pembicara dalam acara webinar LPP UMY melalui jaringan Microsoft Teams dan kanal YouTube UMY.
Menurutnya, bahan ajar tersebut tidak boleh hanya berupa tugas yang diposting kemudian meminta mahasiswa mengumpulkan jawabannya tanpa adanya interaksi.
“Yang membuat efektif bukan alatnya, tapi dosennya. Saya sudah menerapkan beberapa metode yang bisa bapak/ibu terapkan, seperti saya membagi 80 mahasiswa menjadi empat kelompok. Kemudian untuk mengaktifkan interaksi, saya bereksperimen membuat semacam talkshow jadi dari setiap kelompok saya buat dua tim, satu tim menerangkan sesuatu dengan saya sebagai moderator kemudian tim lainnya menanggapinya melalui kolom komentar. Ini sedikit bisa membuat mahasiswa yang malu mengutarakan pendapat, dapat melakukannya melalui komentar,” papar Gumawang membagi pengalamannya.
Baginya, prinsip dalam mengajar itu sama antara offline maupun online. Yaitu, harus ada persiapan, harus ada interaksi antara dosen dan mahasiswa, dan harus ada feedback yang baik. Tetapi berbicara mengenai daring, memang harus lebih dipikirkan lagi mengenai hal-hal teknis yang kemudian menjadi tantangan besar untuk para dosen.
Untuk itu, UMY tidak hanya memberikan pelatihan secara teori sebagai dukungan kepada para dosen untuk mempersiapkan mereka menghadapi perkuliahan online di semester baru mendatang.
“Untuk sekarang tidak ada alternatif lain selain pembelajaran daring, selanjutnya pada hari Sabtu (20/6/2020) kami akan melaksanakan webinar seperti ini lagi yang fokus pada bagaimana dosen menyusun bahan ajar, bagaimana membuat aktifitas di dalam bahan ajarnya, dan bagaimana cara membuat video learning,” terang Kepala Divisi Pengembangan LPP UMY Yogyakarta Eko Purwanti Ph.D. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Yogyakarta |