Mahasiswa UK Petra Kenalkan Kultur Indonesia Melalui Game Radja Lan Keris

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Lima mahasiswa lulusan pertama (angkatan 2016) International Program in Digital Media (IPDM) Universitas Kristen atau UK Petra Surabaya mengenalkan kultur Indonesia melalui video game kepada warga Korea.
Lima mahasiswa tersebut terdiri dari Clarissa Adi Guna, Debora Christy, Ellysia Tirza, Nicholas Aries, dan Yobelin. Mereka menempuh kuliahnya di dua negara yaitu Indonesia (UK Petra), dan Korea (Dong Seo University) dengan mendapatkan gelar ganda atau double degree yaitu S.Ds (Sarjana Desain) dan B.Sc (Bachelor of Science).
Advertisement
Nicholas Ariel, salah satu mahasisea IPDM UK Petra yang meraih predikat lulusan terbaik mengaku bangga dan bersyukur atas apa yang diraihnya saat ini. "Saya merasa bangga menjadi lulusan terbaik apalagi sebagai angkatan pertama program IPDM UK Petra ini," ungkap Nicholas, Selasa (21/7/2020).
Lanjutnya, Radja Lan Keris merupakan game yang bertemakan mitos legenda horor Indonesia yang telah dikenalkan oleh kelima mahasisea tersebut kepada warga Korea.
"Kami sengaja mengambil ini karena kami ingin mempromosikan kultur negara Indonesia kepada orang-orang Korea dengan cara yang menyenangkan dengan bermain video game. Tugas akhir ini kami kerjakan secara berkelompok. Tidak semuanya berasal dari mahasiswa UK Petra," ungkap Nicholas yang juga menjabat sebagai ketua tim tersebut.
"Video game ini berkisah mengenai seorang hero yang berjuang memperoleh senjata sakti. Terinspirasi dari cerita tradisional tentang legenda calon arang. Legenda ini merupakan cerita rakyat yang terkenal dari Jawa dan Bali pada abad ke-12. Sang hero harus melawan kekuatan neneh sihir yang jahat," Jelas Nicholas.
Kendati demikian, dalam pembuatan video game ini ada tiga proses yang harus dilewati yaitu pre production, production, dan post production. Pre production merupakan mendesign segala sesuatu tentang game tersebut, production adalah tentang produksi aset-aset dalam game, serta post production yaitu pemberian sound, lighting, hingga menjadikan permainan yang indah dan seru.
Nicholas mengaku ada berbagai tantangan dalam pengerjaan tugas akhir ini. "Sebenarnya kami mulai sejak semester 6 akan tetapi akhirnya bubar dan memulai dengan tim yang baru sehingga resmi memulai tugas akhir ini pada semester 7," urainya.
Ada keunikan dalam cara bermainnya yaitu para pemain dibuat kebingunan karena dunianya akan terlihat sama dan berputar-putar. Selain itu pemain juga akan dikejar oleh makhluk dalam area tertentu, dan untuk menghindatinya para pemain dianjurkan untuk tutup mata.
"Pengalaman ini menjadi pengalaman berharga khususnya saat mengerjakan tugas akhir video game di saat pandemi. Kami kerja bareng meski terpisah jarak. Tugas akhir kami langsung diuji oleh para dosen di Dong Seo University, Korea Selatan. Kuliah di IPDM UK Petra Surabaya membuat saya menjadi seorang perancang digital yang mapan khususnya pengetahuan dalam industri animasi game, animasi digital, dan audio visual," ungkap Nicholas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Surabaya |