Selamat! Unisma Masuk Ranking 50 Besar PTN/PTS Se-Indonesia

TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) berhasil masuk dalam ranking 50 besar PTN/PTS di Indonesia. Unisma berada di ranking 44 berdasarkan pemeringkatan klasterisasi perguruan tinggi se-Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI).

Di posisi 44 ini, Unisma berhasil mengungguli 49 perguruan tinggi negeri (PTN). Itu berarti naik dibanding tahun sebelumnya yang berada di posisi 85 se-Indonesia.

Advertisement

Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri Bakri MSi mengatakan pencapaian tersebut tidak lepas dari percepatan perbaikan secara menyeluruh. Baik dari sisi manajemen, kemahasiswaan, penelitian, pengabdian, kerjasama, dan inovasi.

"Ini tantangan bagi kami tahun depan. Harus lebih baik," kata Maskuri kepasa TIMES Indonesia, Selasa (18/8/2020).

Diketahui, Kemendikbud RI menitikberatkan sejumlah aspek penilaian klasterisasi kampus. Di antaranya, dosen berpendidikan S3, jumlah mahasiswa, jumlah dosen, artikel ilmiah terindeks, jumlah program studi yang terakreditasi, jumlah sitasi dosen, lulusan, serta kerja pengabdian masyarakat.

"Dari sekian penilaian tersebut, aspek proses menjadi poin paling besar. Kemudian disusul sisi input, outcome dan output," jelas Maskuri.

Selain masuk 50 besar PTN/PTS nasional, Kampus Nahdlatul Ulama (NU) Unisma juga berhasil mempertahankan posisi nomor 1 di Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) se-Indonesia.

Apa plan ke depan? Maskuri menandaskan, Unisma akan terus melakukan ikhtiar untuk meningkatkan riset, jurnal, inovasi, bahkan hak cipta. Termasuk juga akreditasi internasional yang saat ini ada tujuh program studi dalam proses pengajuan akreditasi internasional.

"Tim sedang bekerja. Ini yang pertama dan langsung tujuh prodi yang kita usulkan," tegasnya.

Perolehan ranking 50 besar PTN/PTS se-Indonesia yang diraih Unisma ini, kata Maskuri, selain faktor penilaian di atas, juga iktiar spiritual yang dijunjung tinggi di kampus tersebut. "Kita punya keunggulan dari sisi spiritual dan moralitas. Untuk menjaga perilaku itu menjadi salah satu indikator. Banyak mahasiswa kami yang bahkan belum lulus sudah dipinang oleh perusahaan BUMN," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.