Pendidikan

Guru Besar Pertanian UGM: Regenerasi Petani Kian Mengkhawatirkan

Jumat, 30 Oktober 2020 - 22:25 | 173.59k
Ilustrasi jumlah angkatan kerja pertanian (Foto: Humas UGM for TIMES Indonesia)
Ilustrasi jumlah angkatan kerja pertanian (Foto: Humas UGM for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Guru Besar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UGM Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.Sc., mengatakan sebagian besar daerah, sektor pertaniannya belum dikembangkan secara optimal.

Ia menyebutkan jumlah angkatan kerja di bidang pertanian dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Advertisement

Menurutnya, berdasarkan data BPS tahun 2014 jumlah angkatan kerja pertanian mencapai 34 persen, lalu turun 31,9 persen di tahun 2017 dan 29,5 persen tahun 2019.

“Artinya problem regenerasi ini sangat mengkhawatirkan jika tidak ditangani,” kata Sunarru dalam rilisnya kepada TIMES Indonesia, Jum'at (30/10/2020)

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian atau BPPSDMP, Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr., menuturkan jumlah petani di Indonesia hingga saat ini berjumlah sekitar 33,4 juta orang dimana 25,4 juta diantaranya adalah laki-laki dan 8 juta orang perempuan.

Sebagian besar katanya petani kita masuk dalam kategori usia sudah tua dan lebih dari 70 persen hanya lulusan tingkat sekolah dasar.

“Jumlah petani usia milenial kurang dari 30 persen,” kata Dedi dalam webinar yang digelar Fakultas Pertanian UGM pada Rabu (21/10/2020) lalu bertajuk ‘Strategi Pengembangan SDM dan Regenerasi Petani’.

Ia menyebutkan dari 33 juta lebih petani tersebut, sekitar 3 persen yang lulus dari perguruan tinggi. Dedi pun mengaku kondisi ini sangat sulit untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian; menyediakan pangan bagi masyarakat, mensejahterakan petani dan menggenjot pasar ekspor apabila petani masih didominasi para lulusan sekolah dasar.

“Saya agak miris apa bisa, maka upaya lebih kencang dan serius lagi untuk menangani SDM kita ini,” ujarnya

Menurutnya, tantangan terbesar adalah mengajak pemuda untuk terjun ke dunia pertanian sangat tidak mudah. Sebab pertanian saat belum menjanjikan kesejahteraan bagi pemuda. Sehingga untuk mendapatkan petani muda yang kompeten dan berdaya saing sulit didapat.

“Jumlah pengusaha muda sektor pertanian kita masih relatif kurang,” tegasnya

Adapun beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan SDM petani dengan cara menumbuhkan dan mengembangkan wirausaha muda pertanian, penyiapan calon pekerja sektor pertanian yang kompeten, penguatan kelembagaan penyuluhan serta membangun jejaring kerja sama perbankan, lembaga penelitian, dan swasta.

“Kita ingin pelatihan ini tidak hanya menghasilkan petani pintar budidaya tapi juga membangun mereka bisa pintar berbisnis,” ungkapnya

Wirausahawan muda yang bergelut di bidang pertanian Ahmad Shofi, SP mengatakan akses ilmu dan teknologi bidang pertanian saat ini terbuka lebar dengan akses ke sumber informasi di internet.

"Citra psikologis pertanian juga semakin baik dengan ditandai dengan banyak tumbuhnya gaya hidup urban dengan adanya kelompok petani virtual yang menekuni pertanian urban farming, hidroponik, aquaponik, dan permakultur," paparnya dalam webinar Fakultas Pertanian UGM. (*)

Ekoran-31-10-2020-Profesor-UGm-regenerasi-Petani-Mengkhawatirkan.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES