UAD Kukuhkan Prof. Nurkhasanah Jadi Guru Besar Bidang Ilmu Farmasi

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Dosen Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Prof. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt. Selasa (24/11/2020) dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Farmasi. Pengukuhannya sebagai Guru Besar ke-6 di lingkungan UAD dilakukan di Amphitarium kampus utama yang dipimpin langsung oleh Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T.
Pada pidato ilmiahnya yang berjudul ‘Potensi Herbal Indonesia sebagai Immunostimulan: Alternatif Menghadapi Pandemic Covid-19, Ia mengatakan bahwa kekayaan hayati Indonesia yang sangat beragam dan tanah yang subur adalah potensi besar yang memungkinkan pengembangan herbal Indonesia untuk pengobatan.
Advertisement
”Dalam penggunaanya untuk pengobatan formal, maka diperlukan bukti-bukti ilmiah yang mendukung, kerjasama antara peneliti dan klinisi dalam pengembangan ini sangat diperlukan,” ungkapnya
Selain itu perlu didukung kebijakan pemerintah terutama dalam pengembangan melalui program Saintifikasi Jamu dan pengintegrasian penelitian obat tradisional untuk pelayanan kesehatan. Dimana untuk penggunaan obat tradisional sebgai strategi yang tepat dan perlu didukung oleh semua pihak.
“Banyak kajian telah membuktikan bahwa penggunaan tanaman obat dapat mempengaruhi sistem imun tubuh, beberapa tanaman telah dikembangkan dan dibuktikan dilaboratorium UAD yakni Rosella (Hibiscus sabdariffa), Rimpang bengle (Zingiber cassumunar), Jintan hitam (Nigella sativa), dan Meniran (Phyllantus niruri),” jelasnya
Menurutnya herbal lain yang sudah dikaji sebagai immunomodulatory, antara lain kunyit dengan kurkumin sebagai senyawa aktif, sirih merah dengan neolignan sebagai zat aktif, serta jeruk dengan hesperidin sebagai senyawa aktif, serta masih banyak tanaman obat lainnya.
Penelitian-penelitian tentang immunomodulatory dari rosella telah memasuki uji praklinik dan uji klinik fase 1, sementara pengembangan biji jintan hitam dalam menangani penyakit-penyakit metabolic telah memasuki uji klinik fase 3. Uji terhadap bengle sebagai immunomodulatory dan antioksidan sedang dalam tahap uji praklinik pada hewan uji.
“Diharapkan dalam jangka 2 (Dua) tahun lagi produk-produk immunomodulatory dari UAD dapat memasuki fase produksi,” ungkapnya
Ia menyebutkan herbal Indonesia yang banyak digunakan dalam resep Herbal Covid-19 di China yaitu Rimpang jeringau, Rimpang kunyit, rimpang jahe, Akar manis, Sambiloto, Daun kelor, Bawang putih, Kencur, Daun jambu biji, dan Kulit jeruk. Kajian terhadap hesperidin atau zat aktif yang bisa diperoleh dari kulit jeruk dalam menghambat perkembangan Covid-19.
Sementara Rektor UAD mengatakan ciri khas dari Farmasi UAD adalah farmasi yang bergerak di bidang herbal, Prof. Nurkhasanah telah memberikan dedikasi yang luar biasa pada bidang herbal ini, kebetulan saja menghadapi pandemi saat ini, kita terus mendorong agar bisa menghasilkan riset-riset yang berbasiskan kepada penyelesaian masalah-masalah pandemi Covid-19.
“Kita berharap dalam beberapa tahun ke depan penelitian tersebut akan kita jadikan sebagai produk yang siap diedarkan di masayarakat. Hal ini sebagai salah satu bentuk komitmen UAD untuk membantu negara ini khususnya menyelesaikan masalah-masalah terkait pandemi Covid-19 ini,” tuturnya
Dia menambahkan adapun untuk produksi kita akan bekerja sama dengan industri farmasi yang ada di Indonesia, agar mereka bisa memproduksi hasil-hasil riset kami. Khususnya yang terkait dengan hasil penelitian Prof. Nurkhasanah tersebut.
“Jadi nanti kita tetap akan bekerjasama dengan pihak industri agar produk-produk dalam bidang ilmu farmasi yang dihasilkan itu menjadi produk yang siap diedarkan di masyarakat,” papar Muchlas, Rektor UAD usai acara sidang terbuka pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |